Menteri ESDM Hadiri IPO Anak Usaha Pertamina (PGEO): Manfaatkan Potensi EBT RI

24 Februari 2023 12:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pencatatan perdana saham PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO), Jumat (24/2/2023).  Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pencatatan perdana saham PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO), Jumat (24/2/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menghadiri pencatatan perdana saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE hari ini, Jumat (24/2). Dia berharap perusahaan bisa berkomitmen menggenjot pengembangan energi panas bumi di tanah air.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya Arifin, seremoni pencatatan perdana saham PGEO juga dihadiri oleh Wakil Menteri BUMN II Pahala Mansury, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana, dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.
Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati di Pencatatan pendanaan saham di Bursa Efek Indonesia, Jumat (24/2). Foto: Alfaddillah/kumparan
Arifin menuturkan, saat ini Indonesia memerlukan banyak pelaku usaha di bidang energi baru terbarukan (EBT). Dia pun meminta PGEO untuk memanfaatkan potensi panas bumi yang masih melimpah di Indonesia.
"Kalau dibilang kapasitasnya PGE ini cuma 680 MW (megawatt), saya bilang ini cuma, tapi opportunity-nya masih ada puluhan gigawatt yang ada di dalam negeri," ujarnya saat acara Pencatatan Perdana Saham PGEO di Bursa Efek Indonesia, Jumat (24/2).
Dia melanjutkan, industri di dalam negeri masih membutuhkan banyak kapasitas energi bersih agar mampu bersaing di pasar internasional. Dengan begitu, dia berharap PGEO juga bisa mengelola energi bersih selain panas bumi.
Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati di Pencatatan pendanaan saham di Bursa Efek Indonesia, Jumat (24/2). Foto: Alfaddillah/kumparan
Lebih lanjut, Arifin memaparkan Indonesia diperkirakan membutuhkan lebih dari 500 gigawatt (GW) kapasitas EBT di tahun 2060, di mana 50 persen berasal dari energi surya, dan sisanya masih banyak potensi lain seperti air, angin, dan panas bumi.
ADVERTISEMENT
"Karena sebagai modal dasar geothermal pekerjaannya rumit, kalau sudah bisa mengerjakan yang rumit yang lain-lainnya tidak rumit lagi," tambah Arifin.
Dia pun menilai, PGEO bisa menjadi role model atau teladan bagi perusahaan energi, terutama yang bergerak di bidang EBT, lainnya di Indonesia untuk bisa memanfaatkan peluang sumber pendanaan baru dari publik melalui initial public offering (IPO).
"Untuk itu PGE harus tetap yakin dan kembangkan lah kemampuan manajemen supaya perusahaan bisa berkembang bisa menjadi role model, semoga sukses dan jangan malas-malas untuk selalu menempa diri meningkatkan kemampuan diri," pungkas Arifin.