Menteri ESDM Ingatkan Cadangan Minyak RI Bisa Habis Dalam 9 Tahun

21 Oktober 2020 11:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif hadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (27/1).  Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif hadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (27/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia masih bergantung pada sumber daya alam fosil untuk menghasilkan energi di dalam negeri. Minyak bumi, gas bumi, dan batu bara masih menjadi andalan untuk menghasilkan BBM dan listrik.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, cadangan migas ini akan habis dalam waktu 9 tahun lagi, jika tidak ada temuan cadangan baru minyak bumi. Cadangan terbukti minyak bumi tinggal 3,77 miliar barel, gas bumi 77,3 triliun kubik feet. Sedangkan batu bara 37,6 miliar ton tapi belum dikonversi menjadi cadangan terbukti.
"Kalau tidak ada penemuan cadangan baru, maka minyak bumi akan habis dalam 9 tahun, gas bumi akan habis 22 tahun dan batu bara akan habis 65 tahun," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam acara Tempo Energy Day 2020 secara virtual, Rabu (21/10).
Selain harus dieksplorasi menjadi cadangan terbukti, Indonesia juga harus melakukan transisi energi dari fosil ke energi terbarukan agar ketahanan energi masa depan terjaga. Arifin mengakui, cadangan yang ada pun belum ditindaklanjuti dalam bentuk eksplorasi. Sehingga, ke depannya kegiatan ini harus masif dilakukan.
Sejumlah pekerja di lokasi pengeboran minyak milik PT Elnusa Tbk (Elnusa). Foto: Dok. Elnusa
Di sisi lain, Indonesia dikaruniai sumber energi baru dan terbarukan (EBT) yang melimpah. Mulai dari angin, matahari, sampah, air, dan panas bumi. Sayangnya, dari total sumber EBT lebih dari 400 gigawatt (GW), baru 10 GW yang dimanfaatkan atau hanya 2,5 persen.
ADVERTISEMENT
Saat ini, total kapasitas energi di Indonesia mencapai 70 GW berasal dari 19,5 persen gas bumi, 35 persen batu bara, 34,4 persen minyak bumi, dan 10,9 persen energi baru terbarukan.
Di 2025, kapasitas daya energi Indonesia ditargetkan mencapai 150 GW yang bauran EBT bisa naik menjadi 23 persen. Lalu di 2050, kapasitas daya nasional bisa 440 GW dan peran EBT diharapkan bisa mencapai 31 persen atau 140 GW.
"Jadi, ini tantangan kita semua, antara lain dengan menyiapkan kebijakan untuk mendorong pemanfaatan EBT, termasuk infrastruktur transmisi, jaringan, lainnya yang memang harus kita siapkan," ujarnya.