Menteri ESDM: Konflik Rusia-Ukraina Tak Ganggu Pasokan Batu Bara Domestik

14 April 2022 16:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan konflik Rusia dan Ukraina yang masih bergejolak berdampak kepada krisis energi global. Kondisi ini membuat harga berbagai komoditas energi melonjak, salah satunya batu bara.
ADVERTISEMENT
Arifin menjelaskan, kondisi ini memiliki dampak positif kepada Indonesia, yaitu dari penerimaan negara bisa meningkat. Namun, ada dampak negatif juga yaitu meningkatkan beban subsidi dan kompensasi energi seperti BBM, LPG, dan listrik yang harus ditanggung pemerintah.
"Secara umum, konflik tersebut tidak terlalu berpengaruh kepada lifting LNG (liquefied natural gas) dan ketersediaan batu bara untuk kebutuhan domestik," ujarnya dalam webinar Menagih Kontribusi Swasta & BUMN di Masa Transisi Menuju Zero Carbon Emission 2060, Kamis (14/4).
Meski demikian, dia berharap konflik geopolitik ini tidak berlangsung berkepanjangan karena beban subsidi sektor ketenagalistrikan semakin tinggi. Kata dia, batu bara masih menjadi sumber bahan bakar untuk pembangkit sebelum ada energi pengganti yang lebih bersih.
Foto udara kapal tongkang bermuatan batu bara melintasi aliran Sungai Batanghari di Jambi, Selasa (8/3/2022). Foto: Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO
Arifin menjelaskan, pihaknya terus meningkatkan kapasitas ketersediaan listrik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dia memaparkan realisasi kapasitas terpasang pembangkit nasional mencapai 74,5 gigawatt (GW) di tahun 2021.
ADVERTISEMENT
"Sehingga dapat memenuhi peningkatan konsumsi listrik per kapita sebesar 1.123 kilowatt per hour (kWh) per kapita. Peningkatan kapasitas listrik didukung juga oleh meningkatnya kapasitas pembangkit listrik EBT menjadi 11 GW pada tahun 2021," jelasnya.
Dengan begitu, kata dia, transisi energi akan terus digalakkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap batu bara dan energi fosil lain. Melalui peta jalan yang telah disusun Kementerian ESDM, diharapkan Indonesia dapat mencapai karbon netral di tahun 2060.
Strategi pertama dari sisi pasokan, yaitu pengembangan energi baru terbarukan (EBT) masih, pengurangan pemanfaatan energi fosil dengan tidak lagi menambah pembangkit energi fosil baru, retirement atau pensiunkan PLTU secara bertahap, dan konversi PLTD ke pembangkit EBT.
Sedangkan dari sisi permintaan, antara lain penerapan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, pemakaian kompor induksi, dan penerapan manajemen energi dan standar kinerja energi yang minimum.
ADVERTISEMENT