Menteri ESDM Pastikan Biodiesel 40% Berlaku Awal 2025

12 Juli 2024 16:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di kantor Ditjen Migas, Kamis (20/6/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di kantor Ditjen Migas, Kamis (20/6/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif memastikan, kenaikan campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) minyak kelapa sawit dengan Solar dari 35 persen menjadi 40 persen alias Biodiesel 40 (B40) berlaku mulai awal 2025.
ADVERTISEMENT
"Iya, tunggulah di awal tahun (depan), kita sudah siap," ungkapnya saat ditemui awak media di kantor Kementerian ESDM, Jumat (12/7).
Arifin mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan segala hal mulai dari aspek teknis, pasokan minyak sawit (crude palm oil/CPO), hingga pendanaan.
"Uji coba sudah siap, teknis siap, pasokan juga siap, pendanaan siap. Tinggal launching saja," pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, menyebutkan saat ini Indonesia sudah memasuki implementasi B35, yang harapannya akan terus ditingkatkan.
"Kita ingin untuk menambahkan lebih banyak mungkin tahun ini atau tahun depan, kami ingin mencapai 40 persen dan kami ingin memiliki 5 persen etanol, sekarang sudah ada dalam rencana percontohan," ujarnya saat Jakarta Futures Forum, Jumat (4/5).
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Arifin Tasrif melepas uji jalan B40 di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (27/7/2022). Foto: Akbar Maulana/kumparan
Ditemui setelah acara, Eniya menjelaskan pemerintah sudah berdiskusi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk persiapan produksi kelapa sawit untuk biodiesel tanpa pembukaan lahan.
"Kapasitas produksi kita sekarang ini lebih dari B40, jadi kalau mau diberlakukan B40 itu masih sisa sekitar 4 juta ton, jadi masih banyak potensi," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono membenarkan bahwa masih ada stok CPO sekitar 4 juta ton jika implementasi B40 dilakukan.
Eddy memaparkan, saat ini produksi CPO di Indonesia mencapai 50 juta ton secara tahunan. Dia memperkirakan pemakaian B40 membutuhkan bahan baku CPO 14 juta ton. Sementara CPO untuk kebutuhan pangan alias minyak goreng sekitar 11 juta ton.
ADVERTISEMENT
"Jadi total kebutuhan dalam negeri sekitar 25 juta ton, stock rata-rata sekitar 4 juta ton. Sisanya di proses menjadi Refine Palm Oil," jelasnya kepada kumparan, Sabtu (4/5).
Meski demikian, Eddy mengatakan implementasi B40 kemungkinan akan mengurangi alokasi ekspor CPO dari Indonesia, jika dibandingkan tahun 2023. CPO yang bisa diekspor sekitar 28-30 juta ton.
"Artinya masih ada yang dapat diekspor hanya menjadi di bawah 32 juta kalau dibandingkan ekspor tahun 2023," ujarnya.