Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berdasarkan beleid itu, ekspor mineral mentah hanya diizinkan hingga 3 tahun sejak aturan itu diterbitkan Presiden Jokowi, alias sampai 10 Juni 2023.
"Ya kan memang sudah dilarang," tegas Arifin kepada wartawan di kantor Kementerian ESDM, Jumat (9/6).
Komoditas tersebut berbeda dengan tembaga yang mendapatkan perpanjangan atau relaksasi ekspor, sebab fasilitas pemurnian mineral atau smelternya belum rampung, namun progresnya sudah di atas 50 persen.
"Kita kan melihat yang memang boleh adalah yang progresnya (smelter) di atas 50 persen, rata-rata sudah lebih, kemudian uang yang dikeluarkan sekian banyak. Jadi kalau mangkrak enggak diterusin kan sayang juga, tapi tetep kita denda," ujarnya.
Arifin menuturkan, perusahaan tambang tembaga yakni PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral masih diberikan kesempatan ekspor konsentrat sampai Mei 2024 dengan syarat smelternya selesai 100 persen.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, dia mengakui belum ada respons negatif dari negara pengimpor bijih bauksit Indonesia. Dia berharap para pengimpor mengerti kepentingan negara dan tidak menggugat lagi di persidangan internasional.
"Kalau nanti digugat ya kita gugat lagi. Nanti bauksit bisa balik lagi enggak barangnya itu kalau kita sudah gali," imbuh Arifin.
Selain itu, Arifin juga menyebut belum ada keluhan dari perusahaan bauksit domestik karena kebijakan larangan ekspor ini. Dia meminta mereka untuk segera mengejar pembangunan smelter yang masih jauh dari harapan.
"Kita kerja sama lah, prinsipnya kita bangun di sini create value dari sini. Ini bagian dari sharing. Masa kita mau (negara lain) yang ambil untungnya, banyakan kita dikasih sisa-sisa," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Arifin menuturkan dari rencana pembangunan 12 smelter bauksit di Indonesia, 4 smelter di antaranya sudah beroperasi. Sementara 8 smelter masih dalam tahap pembangunan.
"Namun berdasarkan peninjauan di lapangan terdapat perbedaan yang sangat signifikan dengan hasil verifikator independen," ujar Arifin saat rapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (24/5).
Dia menemukan 7 lokasi smelter yang seharusnya sudah ada pembangunan, ternyata masih berupa tanah kosong. Hal ini tidak sesuai dengan verifikasi yang menyatakan beberapa smelter sudah berprogres di atas 50 persen.
Berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No 89 Tahun 2023, pemerintah resmi memberikan relaksasi ekspor untuk perusahaan dengan progres pembangunan smelter di atas 50 persen per Januari 2023.
Arifin pun menetapkan lima perusahaan, yaitu PT Freeport Indonesia, PT Amman Mineral Industri untuk komoditas tembaga, PT Sebuku Iron Lateritic Ores untuk komoditas besi, PT Kapuas Prima Coal untuk komoditas timbal, dan PT Kobar Lamandau Mineral untuk komoditas seng.
ADVERTISEMENT