Menteri KP Trenggono Ganti Logo KKP dan Respons Susi Pudjiastuti

18 September 2021 9:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono berdiri di depan logo baru KKP. Foto: Dok. KKP
zoom-in-whitePerbesar
Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono berdiri di depan logo baru KKP. Foto: Dok. KKP
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono meluncurkan logo baru kementerian yang dipimpinnya. Berbeda dengan sebelumnya, logo Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kali ini tanpa gambar ikan.
ADVERTISEMENT
Trenggono menyatakan logo baru KKP diharapkan dapat membawa semangat baru dalam bekerja, sehingga dapat membuat KKP untuk rebound atau bangkit kembali.
"Mari kita bekerja dengan semangat baru, dengan logo baru, atas nama NKRI kita hidupkan NKRI yang jaya demi masa depan putra putri kita yang akan datang," kata Menteri Trenggono dalam acara peluncuran logo baru di Kantor KKP, Jumat (17/9).
Trenggono berkisah, saat dirinya pertama kali masuk ke KKP, dia seolah melihat wajah yang sendu, bukan semangat. Untuk itulah ia menggagas agar KKP berganti logo. Dengan logo baru itu Trenggono berharap KKP dapat menjadi kementerian yang berwibawa.
Ia pun telah mempresentasikan hal ini kepada Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, yang menurut Trenggono terkagum-kagum atas presentasi terkait dengan perubahan tersebut.
ADVERTISEMENT

Menteri KP Trenggono Juga Minta Ganti Kode

Trenggono menjelaskan, logo baru ini merepresentasikan peran KKP sebagai penjaga kekayaan laut Indonesia layaknya Dewa Neptune. Untuk itu ia juga meminta kode panggilan Menteri KP pun turut menyesuaikan, dari kode Paus menjadi kode Neptune.
"Seharusnya KKP seperti dewa laut, seperti Neptune yang menjaga kelautan. Menteri KP juga jangan lagi dipanggil dengan kode Paus, tetapi dipanggil Neptune," ujarnya.
Dalam bahasa Latin, Neptune disebut juga sebagai Neptunus yang merupakan dewa cairan dan laut pada mitologi Romawi.
Logo baru Kementerian Kelautan dan Perikanan. Foto: ANTARA/M Razi Rahman

Logo Baru KKP Dipilih dari 39 Usulan

Sekjen KKP Antam Novambar menuturkan, proses perubahan logo tidak terjadi begitu saja. Logo baru ini dipilih dari 39 usulan.
Logo baru KKP ini memiliki berbagai aspek, yaitu lambang negara di tengah logo yang melambangkan negara Indonesia yang kuat dan berwibawa. Sedangkan simbol matahari terbit memiliki arti yang terlahir kembali, sebagai simbol keberlanjutan dalam mengelola sumber daya di negara Republik Indonesia untuk kesejahteraan rakyat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada pula simbol jangkar yang kukuh dimaknai sebagai keteguhan hati dalam menjaga nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan semua atas dasar kesetaraan tanpa memandang perbedaan. Simbol trisula, diartikan sebagai kekuatan integritas yang menjaga wilayah kelautan dan perikanan di seluruh NKRI.
Terakhir, ada pula ombak laut dalam logo baru KKP. Hal ini merupakan simbol bahari yang juga mempunyai filosofi kebaikan dalam hidup serta sebagai simbol keikhlasan karena selalu konsisten membasahi apa pun yang ia lewati tanpa pernah mengharapkan apa pun.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional Satuan Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan Secara Ilegal (Satgas 115) di Kementrian Kelauatan dan Perikanan, Jakarta, Selasa (17/9). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan

Susi Pudjiastuti Angkat Bicara soal Logo Baru KKP

Terkait pergantian logo ini, Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019, Susi Pudjiastuti, ikut angkat bicara. Susi menilai pergantian logo itu sebagai hal yang biasa. Pembaruan logo baginya tetap dimaknai sebatas logo semata.
ADVERTISEMENT
“Tidak apa-apa. Logo ya logo saja, ganti-ganti biasa,” kata Susi Pudjiastuti menanggapi pertanyaan kumparan, Jumat (17/9).
Terkait hilangnya gambar ikan, Susi Pudjiastuti terkesan tak mau ambil pusing. Dia menyerahkan kebijakan tersebut sepenuhnya kepada menteri yang menjabat.
Hal yang sama menurut Susi, juga berlaku terhadap berbagai aturan yang dijalankan KKP saat ini. Termasuk bila penenggelaman kapal juga dihapuskan.
“Tidak tenggelamkan juga tidak apa-apa. Semua maunya Pak Menteri saja. Yang terpenting adalah lautan NKRI berdaulat,” sambung pendiri maskapai Susi Air itu.