Menteri PPN: Jika Pariwisata Bali Tak Pulih, Seluruh Destinasi RI lumpuh

26 Juli 2020 18:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 September 2021 21:15 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisatawan beraktivitas di Pantai Tanah Lot, Tabanan, Bali. Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan beraktivitas di Pantai Tanah Lot, Tabanan, Bali. Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
ADVERTISEMENT
Menteri PPN (Perencanaan Pembangunan Nasional) atau Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengatakan jika pariwisata di Bali tidak pulih karena dampak pandemi COVID-19, seluruh destinasi wisata Indonesia bisa lumpuh.
ADVERTISEMENT
"Pulinya Bali menjadi penting untuk pariwisata nasional dan regional," katanya dalam dialog virtual bertema Bali Bangkit di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Minggu (26/7).
Menurut dia, dua sektor yang memiliki daya ungkit dalam pemulihan ekonomi nasional pada masa pandemi adalah manufaktur dan pariwisata.
Pulau Dewata, kata Suharso, merupakan jantung pariwisata Indonesia yang berkontribusi sekitar 50 persen untuk sektor pariwisata Tanah Air. Devisa yang dihasilkan hampir 10 miliar dolar AS dari total devisa 18 miliar dolar AS.
Untuk itu, Suharso mendorong kementerian dan lembaga untuk mengadakan kegiatan nasional atau kegiatan internal salah satunya di Bali.
Bahkan, pada 2-5 Agustus 2020, Menteri PPN dan jajaran akan mengadakan kunjungan kerja ke Pulau Seribu Pura itu untuk meninjau kelangsungan sejumlah proyek utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
ADVERTISEMENT
Wisatawan mancanegara, kata dia, juga berniat untuk berkunjung ke Bali setelah sejumlah relasinya dari Singapura, Australia, Belanda, Inggris, dan Jepang berniat datang ke pulau dengan julukan “Island of Paradise” itu.
"Tentu ini hal yang menggembirakan, tidak terjadi paranoid atas kejadian pandemi ini, apalagi sekarang kompetisi luar biasa untuk menemukan vaksin, tentunya sambil memperhatikan protokol kesehatan," katanya.
Ilustrasi wisatawan di Bali Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Suharso menambahkan, Bali memiliki keunggulan dalam pemulihan pariwisata karena didukung infrastruktur hingga kearifan lokal masyarakatnya.
Beberapa di antaranya adalah sistem keamanan adat atau Pecalang, yang berperan aktif membantu pengawasan untuk menekan penyebaran COVID-19.
Akibat pandemi penyakit dari virus corona itu, lanjut dia, perekonomian Bali tertekan hingga mencapai di bawah nol pada triwulan pertama tahun ini, karena kunjungan pariwisata mengalami kontraksi atau minus 82,8 persen.
ADVERTISEMENT
"Kunjungan wisatawan ke Indonesia tahun 2020 diprediksi turun 12-16 juta, tentu akan kehilangan devisa sekitar 15-16 miliar dolar," katanya.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.