Menteri PU Kebut 14 Pembangunan Bendungan Baru hingga 2026

15 Desember 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Suasana Bendungan Leuwikeris di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (29/8/2024). Foto: Dok. Kementerian PUPR
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Bendungan Leuwikeris di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (29/8/2024). Foto: Dok. Kementerian PUPR
ADVERTISEMENT
Kementerian PU terus berupaya mempercepat penyelesaian 61 bendungan untuk mengejar target swasembada pangan yang dibidik Presiden Prabowo Subianto pada 2027 mendatang. Dody melihat bendungan adalah salah satu backbone utama dari swasembada pangan.
ADVERTISEMENT
“Kalau dari Kementerian PU yang menjadi dasar dalam mendukung swasembada pangan adalah bendungan. Hingga saat ini, sudah terbangun 47 bendungan. Di tahun mendatang akan kita lanjutkan, dengan jumlah total hingga 2026 adalah 61 bendungan,” kata Menteri Dody.
Selain membangun 14 bendungan baru, ia turut merehabilitasi beberapa jaringan irigasi primer dan sekunder yang telah beroperasi sejak zaman Belanda.
Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo memberikan keterangannya di kantor PU, Jakarta, Senin (25/11/2024). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
Upaya ini diharapkan dapat mengerek IP dan mengantarkan Indonesia pada swasembada pangan. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Mochammad Dian Alma’ruf mengatakan, rehabilitasi sepanjang 42,5 km jaringan irigasi ini mampu mengairi area seluas 12,574 Ha di 4 kecamatan dan 18 desa di Kabupaten Subang, meliputi Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, Blanakan, dan Pabuaran.
Dia berharap, upaya ini bisa menjaga suplai air. Sehingga petani di wilayahnya tidak akan kekurangan air ketika masa tanam tiba.
ADVERTISEMENT
“Diharapkan dengan adanya rehabilitasi ini, suplai air akan terus terjaga untuk setiap masa tanam,” kata Dian.
Dalam kunjungannya kali ini, Dody ditemani oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Bob Arthur Lombogia, Direktur Irigasi dan Rawa, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Bastari, Kepala Biro Komunikasi Publik Pantja Dharma Oetojo, dan Kepala Pusat Analisis Kebijakan Eko Suhendratma.
Modernisasi Jaringan Irigasi
Sistem irigasi di food estate. Foto: Kementan RI
Dody mengatakan, upaya merehabilitasi peningkatan dan memodernisasi Jaringan Irigasi Sekunder Jengkol, Pengkolan, Sukamandi, dan Beres yang dilakukan mulai 2023 ini termasuk upaya intensifikasi pertanian dengan suplai air dari Bendungan Jatiluhur.
“Total luas irigasinya adalah 12,574 hektare, dengan panjang saluran yang sudah kita rehabilitasi adalah 42.536 meter dari total yang harus kita rehabilitasi sekitar 87.274 meter. Sisanya, akan kami lanjutkan pada tahun berikutnya,” kata Dody dalam keterangannya, Minggu (15/12).
ADVERTISEMENT
Dody menyoroti pentingnya melakukan rehabilitasi jaringan irigasi. Tujuannya, untuk pemerataan air bagi para petani dari hulu ke hilir. Terlebih, sebelum direhabilitasi, para petani di daerah hilir kesulitan mendapatkan air saat musim kemarau.
Dody mengklaim, meski proses rehabilitasi baru sekitar 50 persen karena keterbatasan waktu, namun Indeks Pertanaman (IP) bisa meningkat dari 179 persen menjadi 210 persen dan juga bisa menambah luas tanam seluas 3.898 hektare.
“Kemudian, hasil panen juga meningkat dari 5-6 ton per ha, menjadi 6 sampai 7 ton per hektare. Namun, yang paling utama sebenarnya efek sosial masyarakatnya,” terang Dody.