Menteri PUPR Bantah Lengkungan Jembatan LRT Salah Desain

7 Agustus 2023 14:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) melintas di jembatan rel lengkung (longspan) LRT Kuningan, Jakarta, Rabu (2/8/2023).  Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) melintas di jembatan rel lengkung (longspan) LRT Kuningan, Jakarta, Rabu (2/8/2023). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan tidak ada salah desain dalam jembatan melengkung atau longspan LRT Jabodebek dari Gatot Subroto ke Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Basuki menjelaskan, meskipun LRT menjadi ranah Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR melalui Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) sudah melakukan pengujian.
"Jadi semua oke. Karena coba bayangkan (kalau) dari Warung Buncit ke Rasuna Said itu kan 90 derajat, kalau misalkan mau dilengkungkan panjang, hotel-hotel harus habis semua, tapi ini masih masuk dalam koridor keselamatan transportasi," kata Basuki saat ditemui di Indonesia Arena GBK, Jakarta, Senin (7/8).
Desain longspan LRT ini menyebabkan kecepatan LRT harus melambat di 28 km/jam, dari normalnya 80 km/jam. Menurut Basuki untuk keamanan penumpang hal itu sudah sesuai, dan secara konstruksi bangunan juga sudah memadai. Dia menolak hal itu disebut salah desain.
Presiden Joko Widodo meresmikan Indonesia Arena di Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (7/8/2023). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
"Kalau di tikungan itu 20 km per jam ya wajar kan, mau kecepatan berapa lagi, wong di lurus saja cuma 30-40 km per jam. Jadi kalau di tikungan semua kereta api pasti melambat," pungkas Basuki.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan desain dari longspan (jembatan bentang panjang) LRT dari Gatot Subroto menuju Rasuna Said Kuningan itu sudah yang paling optimal mengakomodasi keterbatasan lahan.
"Secara alignment sudah didesain lengkung yang paling optimal untuk mengakomodasi adanya keterbatasan lahan dan sesuai trase yang telah ditetapkan, termasuk design kemiringan sebagai counter atas gaya sentrifugal kereta," jelasnya kepada kumparan, Kamis (3/8).
Terkait hal itu, Presiden Jokowi mengatakan pasti masih ada detail-detail yang kurang sempurna. Sebab, Indonesia baru pertama kali membangun LRT.
"Ya, kan, MRT itu, kan, baru kita bangun pertama kali. LRT itu juga baru pertama kali kita bangun. Baru pertama kali semua. Kereta cepat juga baru pertama kali. Jadi kalau ada hal yang masih kurang sempurna, masih ada perbaikan, masih ada koreksi, ya, memang semuanya harus dievaluasi. Enggak bisa [semua] bagus, enggak. Yang paling penting keselamatan dan keamanan, sudah," kata Jokowi di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (3/8).
ADVERTISEMENT