Menteri PUPR dan Menteri Belanda Sepakat Lanjutkan Proyek Tanggul di Pulau Jawa

10 Maret 2020 19:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda Cora Van Nieuwenhuizen (kedua dari kanan) saat berdiskusi. Foto: Ananda teresia/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda Cora Van Nieuwenhuizen (kedua dari kanan) saat berdiskusi. Foto: Ananda teresia/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono bersama Menteri Infrastruktur dan Sumber Daya Air Belanda Cora van Nieuwenhuizen melanjutkan kerja sama proyek infrastruktur.
ADVERTISEMENT
Acara kerja sama kedua negara itu dilakukan di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (10/2).
Pertemuan ini sekaligus melengkapi kunjungan Raja Belanda Williem Alexander bersama Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti pagi tadi ke Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat.
"Dalam bidang SDA ada beberapa proyek yang kita kerjakan, yaitu NCICD (National Capital Integrated Coastal Development), pengendalian banjir di Jawa bagian Utara terutama di Semarang. Kemudian untuk membuat feasibilty studies kualitas air di Solo untuk kerajinan batik ini akan kita teruskan," kata Basuki usai pertemuan.
Basuki mengatakan, kerja sama sore ini untuk menyepakati letter of intent atau bagian dari dokumen yang harus dilengkapi.
Selanjutnya, pihaknya akan menyusun Memorendum of Understanding (MoU) kelanjutan kerja sama proyek-proyek tersebut.
ADVERTISEMENT
"Nanti mudah-mudahan akan ditandatangani bulan Oktober MoU-nya. Untuk meneruskan proyek-proyek yang sedang dikerjakan sekarang," ungkapnya.
Proyek NCIDC merupakan proyek pembangunan tanggul di kawasan Jakarta Utara. Salah satu tujuan dari proyek ini untuk meredam banjir rob yang terjadi di Jakarta.
Menteri Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda Cora Van Nieuwenhuizen. Foto: Ananda teresia/kumparan
Menurut catatan Basuki, ada tiga negara yang mengerjakan proyek ini yaitu Indonesia, Korea Selatan dan Belanda. Khusus Belanda untuk manajemen dan financing (pembiayaan), sementara Korea Selatan untuk teknikal pembangunan.
"Tadi sudah saya jelaskan bahwa konsepnya sudah sama dengan DKI Jakarta. NCICD itu bukan hanya flood control, tapi environmental, perbaikan lingkungan Jakarta," paparnya.
Hingga kini, Basuki belum mengetahui secara detail skema pembiayaan kelanjutan dari proyek tanggul di Jakarta Utara tersebut. Ia menyatakan, kesepakatan melalui MoU akan bisa dilihat lebih detail.
ADVERTISEMENT
"Kalau MoU nanti, ini kan baru letter of intend. MoU-nya sendiri belum, jadi nanti baru dihitung berapa jangka waktunya, berapa angkanya, bagaimana menganggarkannya," katanya.