Menteri Suharso: Pendanaan Jadi Tantangan Akselerasi Ekonomi Hijau

23 November 2022 17:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memberikan sambutan dalam acara Kick Off Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2021 di Kantor Bappenas, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memberikan sambutan dalam acara Kick Off Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2021 di Kantor Bappenas, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengaku, pendanaan menjadi tantangan terbesar Indonesia untuk transisi ekonomi hijau.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara yang ditempuh untuk transisi ke ekonomi hijau adalah dengan mempensiunkan dini PLTU di Indonesia. Di mana, Bappenas mencatat di Jawa saja terdapat sekitar 40 PLTU.
Dana yang dikeluarkan pemerintah pun untuk mempensiunkan dini satu PLTU mencapai Rp 400 juta hingga Rp 500 juta per Gigawatt. "Besar sekali dana yang diperlukan," katanya pada CEO Live Series #2 di Westin Jakarta, Rabu (23/11).
“Jadi sekitar 38 tahun (2060) mudah-mudahan bisa lebih cepat, kita bisa capai di Indonesia, itu ambisi yang luar biasa," tambah Sunarso.
Menurutnya selama tantangan ini belum dapat dipecahkan, program untuk menurunkan emisi karbon tidak akan berjalan lancar.
“Tantangannya dibutuhkan investasi yang cukup besar, diperlukan kebijakan uang reformatif untuk mengelola risiko. Kemudian terdapat kesenjangan teknologi, dibutuhkan inovasi dan infrastruktur. Kita juga harus mempersiapkan sumber daya manusianya menuju green job,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Suharso mengimbau pelaku bisnis untuk bekerja sama dengan pemerintah untuk mengakselerasi ekonomi hijau. Partisipasi dari pelaku bisnis sangat vital untuk percepatan transisi menuju Indonesia bebas karbon pada tahun 2060.
"Kolaborasi pemerintah dan pelaku bisnis diperlukan dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dari implementasi ekonomi hijau,"
Kolaborasi dapat dilakukan dengan menerapkan operasional bisnis yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan berbasis ekonomi sirkular, misalnya dengan penerapan efisiensi energi di dalam proses produksi.
Selain itu, Suharso menyebutkan pelaku bisnis juga bisa turut serta dalam skema blended finance untuk mendukung pembiayaan kegiatan rendah karbon dan ikut serta dalam perdagangan karbon.