Menteri Teten: Produk yang Dijual di E-Commerce 50 Persen Impor

1 September 2022 18:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara Indonesian Digital Meetup 2022 yang dihadiri MenkopUKM Teten Masduki, Kamis (1/9/2022). Foto: Nabil Jahja/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Acara Indonesian Digital Meetup 2022 yang dihadiri MenkopUKM Teten Masduki, Kamis (1/9/2022). Foto: Nabil Jahja/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan produk yang dijual di e-commerce masih didominasi barang impor. Ia menyayangkan hal ini karena karena produk dalam negeri berkualitas tinggi.
ADVERTISEMENT
Produk dalam negeri itu di antaranya berasal dari UMKM yang saat ini jumlahnya mencapai 64 juta. Tak hanya produknya bagus, kemasan barang UMKM juga bagus, sudah ada yang masuk digital, hingga bisa ekspor.
“Oleh karena itu mohon UMKM kita bantu menjual produknya di market online, karena 50 persen yang dijual itu masih produk impor. Ini yang kita secara perlahan ingin dorong dari pasar digital kita, biar didominasi oleh UMKM,” kata dia Indonesia Digital Meetup 2022 di gedung SMESCO, Kamis (1/9)
Untuk memerangi barang impor, Teten menegaskan pemerintah mendukung produk lokal dengan mengalokasikan anggaran belanjanya ke produk koperasi atau UMKM. Saat ini 40 persen belanja pemerintah harus berasal dari produk koperasi atau UMKM.
ADVERTISEMENT
Acara Indonesian Digital Meetup 2022 yang dihadiri MenkopUKM Teten Masduki, Kamis (1/9/2022). Foto: Nabil Jahja/kumparan
"Ini kebijakan afirmasi fundamental untuk kembangnya ekonomi UMKM, karena kalau pemerintah beli, nanti makin ada kesempatan produsen untuk riset kualitas produk, seperti di negara lain,” terangnya.
Ia berpesan kepada peserta acara yang terdiri dari pelaku ekonomi digital untuk memajukan digitalisasi UMKM. Mereka masih butuh inovasi-inovasi baru.
"Saya ingin ajak kepada teman-teman internet marketer ini bantu jual produk UMKM kita. Sekecil apa pun harus bisa dijual online dan masuk ekosistem digital, karena kita kalkulasi 2030 value-nya bisa sampai Rp 5.400 triliun,” paparnya.
Menkop UKM juga meminta ada kerja sama antara pelaku ekonomi digital swasta dan pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur internet Indonesia, khususnya untuk transaksi.