Menyesap ke Kehidupan Kurir JNE, Tak Cuma Antar Paket tapi Kebahagiaan

31 Juli 2024 18:55 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana JNE Amplas Trade Center. Foto: Tri Vosa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana JNE Amplas Trade Center. Foto: Tri Vosa/kumparan
ADVERTISEMENT
Suara roda troli barang dan langkah kaki terdengar begitu sibuk. Bunyi plastik bubble wrap yang saling bergesekan sesekali juga terdengar dari kejauhan.
ADVERTISEMENT
Tanpa sadar, pandangan langsung beralih ke gedung berwarna merah dan biru yang ada di sudut kompleks Amplas Trade Center (ATC) Kota Medan. Wangi khas barang baru juga menyeruak di ujung hidung dari gedung yang tak begitu terang itu.
Sekilas, terlihat gedung itu berisi ribuan paket beragam warna. Mulai warna khas plastik pembungkus hitam, putih, kuning, bahkan ada yang merah muda.
Mata lalu tertuju pada seorang pria paruh baya di tengah gudang yang luas itu. Ia tampak begitu bersemangat menghitung jumlah paket yang menjadi tanggung jawabnya.
Jari-jemarinya begitu lihai mengangkat, mengecek, dan memasukkan paket ke dalam 3 karung putih yang sudah ia jejerkan di hadapannya.
Perlahan, ia berjalan untuk mengambil sepeda motor matic-nya yang sudah terparkir rapi di depan gudang. Lalu, motor itu dibawa masuk ke dalam.
ADVERTISEMENT
Dengan wajah semringah, ia menaikkan ketiga karung itu ke atas motornya. Ruang yang cukup sudah disiapkannya.
Satpam melakukan pengecekan sebelum Andi berkeliling mengantarkan paket. Foto: Tri Vosa/kumparan
2 karung untuk kantong kiri kanan motornya. Satu karung lainnya ia taruh di bagian depan.
Saat barang sudah siap sedia, pria berusia 42 tahun itu dengan sigap menaiki motor dan memasang helmnya. Tak lupa ia memastikan ban tak kekurangan angin saat mengangkut paket puluhan kilogram itu.
Baginya, keamanan dirinya dan paket-paket itu sama-sama penting. Saat semua sudah aman, ia siap berkeliling mengantar paket ke tangan pelanggan.
Pria itu adalah Andi Rulan. Ia adalah salah satu kurir tertua di perusahaan ekspedisi JNE di ATC, Kota Medan.
Hari itu, Sabtu (29/6), Andi akan berkeliling mengantar 101 paket. Rute perjalanannya seputaran Kecamatan Medan Amplas.
ADVERTISEMENT
kumparan pun mengikutinya. Berusaha menyesap, merasakan perjalanan hebat seorang kurir.
Andi berkeliling mengantarkan paket kepada customer JNE di Kota Medan. Foto: Tri Vosa/kumparan
Bila di akhir pekan, paket tujuan perkantoran sebagian memang tak bisa diantar. Sebab, sejumlah kantor tutup. Jadi, paket hari ini tak sebanyak biasanya.
Hari ini, Andi mulai berkeliling sekitar pukul 10.00 WIB. Paket pertama yang diantar berada di kawasan Timbang Deli, Amplas. Paketnya berupa berkas.
“Paket!” kata Andi dengan nada khasnya.
Baru sekali memanggil, pelanggan langsung muncul sambil tersenyum. Ia tak asing lagi dengan kehadiran Andi di teras rumahnya.
Sudah tentu bukan hanya barang yang diantarkan, tapi juga kebahagiaan.
“Hari ini saya di rumah. Kalau besok-besok enggak di rumah, masukin di sela jendela ya, Wak. Kayak biasa, fotoin,” kata wanita yang sudah jadi langganan Andi itu.
ADVERTISEMENT
Kata Andi, ia memang sudah biasa mengantar paket ke rumah itu. Sebab, suami dari pelanggannya itu adalah pegawai perusahaan yang kerap dikirimi berkas.
Paket pun sudah diterima dengan aman. Tanpa berbincang panjang, Andi melanjutkan perjalannya. Namun sayangnya, hari itu motornya kurang bersahabat. Sesekali ia harus memasang standar dua karena motornya cukup sulit menyala.
Andi berusaha menghidupkan motornya dengan menggunakan standar dua karena tidak bisa menyala dengan distarter. Foto: Tri Vosa/kumparan
“Ya kek ginilah, kerja motor kita ini berat, capek dia kadang-kadang, harus diginiin,” kata Andi sambil tertawa kecil.
Saat motornya sudah menyala, pria asal Batu Bara itu siap berkeliling lagi.
“Targetnya 120 paket, tapi hari ini Sabtu, kantor enggak buka. Jadi bawa 101 saja,” kata dia.
“Kalau hari biasa, saya kadang mau lebihkan jadi 150 paket, kadang kalau berkas saya bisa bawa 200 paket. Kalau paketnya enggak begitu besar, muat saya bawa di motor. Alhamdulillah, bisa nambah pendapatan buat dibawa ke rumah,” sambung Andi.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 11.00 WIB, setidaknya sudah ada belasan paket yang berhasil Andi pindahtangankan.
Andi mendokumentasikan bukti paket sudah diterima di kawasan Timbang Deli, Medan Amplas. Foto: Tri Vosa/kumparan
Kala itu, matahari di Kota Medan begitu terik, ayah anak empat itu sesekali meminum air putih yang sudah ia siapkan dari rumah.
Air putih itu ia simpan menggunakan botol bekas air mineral kemasan berukuran satu liter. Botolnya juga sudah sedikit penyok, warnanya kusam.
“Harus jaga stamina, kalau enggak (dijaga), susah, kerja kurir kek gini [melelahkan]. Panas kali kan jadi kurir?” tanya Andi kepada kumparan yang mulai kelelahan.
Keringat Andi juga memang terlihat bercucuran deras. Belakangan suhu di Kota Medan lebih panas dari biasanya. Biasanya, di angka 28 hingga 30 derajat celsius, tapi hari itu mencapai 33 derajat celsius.
ADVERTISEMENT
Di tengah kesibukannya bekerja, Andi tak lupa menunaikan kewajibannya, beribadah. Ia pun singgah di salah satu masjid di kawasan Perumahan Oma Deli, Amplas.
“Saya biasanya salat di sini, sekalian istirahat. Kalau bawa bekal, saya makan di teras,” ujarnya.
Usai ibadah, ia tak berlama-lama istirahat. Andi mau mengejar target.
Targetnya di luar kerjaannya yakni ia ingin pulang lebih cepat untuk bisa bermain dengan putri kecilnya yang masih berusia 4 tahun. Gantian, kini ia yang rasakan kebahagiaan.

Setengah Perjalanan Berikutnya

Paket selanjutnya bertujuan di Kompleks Rivera. Tak begitu jauh dari titik antar sebelumnya. Hanya berkisar 1 km saja.
Di kompleks ini, Andi cukup banyak menghubungi pelanggan. Sebab, rumahnya cukup besar dan tinggi. Bila hanya berteriak, suara Andi bisa saja tak terdengar.
ADVERTISEMENT
“Nah kalau gini biasa saya telepon dulu. Kadang kan enggak semuanya di rumah, atau bisa juga enggak denger,” kata dia.
Andi menunjukkan aplikasi yang membantunya untuk mengkoordinir jumlah paket yang sudah diantar. Foto: Tri Vosa/kumparan
Di perumahan ini, ada satu paket yang pengirimannya harus digagalkan Andi. Sebab, alamat lengkapnya tak dituliskan. Selain itu, nomor teleponnya tak aktif.
“Nah ini kan saya sudah tanya ke tetangga, ada yang kenal gak. Ternyata enggak kenal, saya juga udah telepon, gak aktif. Jadi saya gagalkan pengirimannya, besok saya coba hubungi lagi,” sambungnya.
Andi memang sudah berpengalaman menghadapi sejumlah kendala di lapangan. Mulai dari alamat tak lengkap, nomor tak aktif, hingga paket cash on delivery (COD) yang bermasalah.
“Sudah biasalah, namanya kita orang lapangan. Ada kendala lagi kalau COD, kita anter, orangnya enggak di rumahlah. Ada yang heran, katanya enggak ada pesen barang, inilah kita cek lagi harus,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
“Saya paling yang menarik ada juga yang pesan sparepart, saya bawa sparepart,” tuturnya.
Meski ada duka dalam pekerjaan yang sudah digelutinya selama 5 tahun ini, Andi mengaku menikmati pekerjaannya. Selain upah yang diterimanya layak, ada pula dukungan dari kantor baginya.
“Saya alhamdulillah upahnya di sini. Ada bonus juga kalau mencapai target. Kami juga dapat bantuan beras,” kata dia.
“Menyenangkan itu seperti, dapat istilah ada misalnya jalan-jalan. Gathering, pernah kemarin itu ke Sibolangit. Tapi kan dari perusahaan (jalan-jalannya), seru,” katanya dengan wajah bangga.

JNE Connecting Happiness

Sebagai ujung tombak perusahaan, orang-orang seperti Andi memang mendapat perhatian khusus dari ekspedisi yang memiliki kantor pusat di Jakarta Barat itu.
Sebab merekalah yang berkontak langsung dengan para pelanggan. Tanpa dedikasi kurir, JNE mati angin.
Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
“Sumber daya manusia termasuk kurir yang dimiliki perusahaan merupakan hal yang sangat penting. Sumber daya manusia merupakan cerminan dan tulang punggung dalam menjalankan roda bisnis perusahaan,” kata Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi, kepada kumparan pada Selasa (30/7).
ADVERTISEMENT
“Sehingga perusahaan memiliki tanggung jawab dan menjamin kesejahteraan seluruh karyawan dengan memastikan remunerasi yang diberikan sudah sesuai dengan peraturan pemerintah,” sambungnya.
Tonggak pencapaian JNE selama 3 dekade. Foto: Tri Vosa/kumparan
Perusahaan ekspedisi yang sudah beroperasi selama lebih dari 3 dekade ini juga tak membedakan benefit yang diberikan. Baik kurir tetap ataupun kurir mitra seperti Andi mendapatkan perhatian yang sama.
“Bagi kurir mitra pun perusahaan memberikan bantuan dana iuran BPJS secara mandiri sehingga mitra kurir juga mendapatkan perlindungan yang sama dengan kurir lainnya,” kata Feriadi.
Atas keberhasilan dan kerja keras kurir dan tim JNE, setidaknya saat ini lebih dari 50 ribu karyawan berhasil dipekerjakan. Khusus untuk pejuang paket seperti Andi, ada 11 ribu kurir yang tersebar di seluruh Indonesia. Sayap-sayap pun sudah dibentangkan.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentunya juga mendorong semangat dan kreativitas JNE untuk semakin berkembang.
Salah satu yang dikembangkan adalah platform digital. JNE menyadari, antara kurir dan pelanggan harus ada penghubung yang sama-sama bikin nyaman.
“Seiring pertumbuhan ekonomi digital yang terus meningkat, kami menilai kepercayaan pengguna dalam berinteraksi dan melakukan transaksi secara digital menjadi hal fundamental,” ujar Feriadi.
Sebagai dampak positifnya, pertumbuhan pengiriman JNE berhasil konsisten naik sebesar 20-30 persen per tahun.
Dengan kenaikan ini, Feriadi mengklaim hal tersebut bisa meningkatkan perekonomian. Misalnya, dengan kehadiran jasa kirim, kini proses jual-beli lebih mudah. Salah satunya, UMKM.
Orang yang berada di Sumatera misalnya, dengan gampang bisa memasarkan dagangannya ke pulau Jawa atau ke seluruh penjuru Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Pertumbuhan pengiriman JNE sangat positif, dengan rata-rata pertumbuhan kiriman 20% per tahun. Faktor yang mempengaruhi antara lain perkembangan e-commerce yang begitu cepat,” kata dia.
“Selain itu, ada pula pertumbuhan UMKM, maka kebutuhan akan pengiriman barang ikut merasakan peningkatan yang cukup signifikan,” tuturnya.
Selama bekerja, JNE terus menggaungkan tagline mereka "connecting happines". Yang berarti JNE siap menjadi perantara menghubungkan kebahagiaan antara pengirim dan penerima. Termasuk para pelaku UMKM dan para pelanggannya.
“JNE berkomitmen untuk berkontribusi nyata terhadap kemajuan perekonomian bangsa dan negara. Komitmen tersebut diwujudkan dalam berbagai langkah bisnis, sesuai dengan tagline kami 'connecting happiness',” katanya.
“Memaknai perjalanan lebih dari 3 dekade yang telah berkembang dari kelompok kecil menjadi perusahaan besar dengan lebih dari 50 ribu karyawan dari berbagai suku dan bahasa. Serta didukung lebih dari 11 ribu jaringan dan armada, kami berkomitmen untuk terus semangat dan bergerak bersama UMKM, pelanggan, dan mitra untuk maju bersama dengan energi, semangat, maju, dan motivasi,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dalam mewujudkan misi ini, sederet inovasi terus dilakukan. Tak hanya untuk pekerja, kurir, bahkan juga untuk pelanggan.
Salah satunya adalah dengan memaksimalkan aplikasi MY JNE. Aplikasi yang diluncurkan pada tahun 2014 lalu.
Aplikasi ini sedianya akan memudahkan pelanggan untuk melakukan pengecekan terhadap tarif, lokasi paket, hingga lokasi konter JNE terdekat.
“MY JNE yaitu aplikasi serbaguna berbasis Android yang membantu pelanggan untuk mengecek tarif kiriman, menelusuri posisi paket, lokasi konter terdekat, sekaligus tempat transaksi jual-beli antara penjual dan pembeli individual,” sambung dia.
Dengan aplikasi ini, pelanggan bisa memantau perjalan paketnya yang dibawa oleh kurir-kurir seperti Andi.
Hasilnya pun terbayar. Tercermin dari total traffic yang diterima JNE melalui website dan aplikasi MY JNE dengan rata-rata 5 juta pengunjung setiap bulan.
ADVERTISEMENT
“60%-nya pengunjung didominasi oleh Milenial dan Gen Z. Pertumbuhan aset media sosial kami juga sangat signifikan dengan total 4 juta followers pada platform Instagram, Facebook, TikTok, Twitter, Youtube, dan LinkedIn,” ujar Feriadi.
Bukan cuma soal teknologi, JNE juga menekankan pentingnya kreativitas bagi kurir itu sendiri. JNE rutin melakukan berbagai macam kegiatan hingga pelatihan yang bisa menunjang kreativitas kurir.
“Sebagai bentuk apresiasi perusahaan terhadap karyawan, kami rutin menggelar kegiatan internal seperti kompetisi antar-karyawan dalam bidang olahraga, seni dan budaya, fotografi, videografi untuk dapat mengasah kemampuan dan kreativitas karyawan,” tutur Feriadi.
“Serta rutin mengadakan kegiatan spiritual seperti pengajian dan ibadah minggu,” jelasnya.
Apa yang disampaikan Feriadi, tentu menjadi stimulus bagi Andi dan puluhan ribu kurir JNE. Di 3 dekade perjalanannya, simbiosis mutualisme antara kedua pihak terus ditingkatkan.
ADVERTISEMENT
Tentu ujungnya sama: Kepuasan customer dan peningkatan perekonomian Indonesia.
#JNE #ConnectingHappiness #JNE33Tahun #JNEContentCompetition2024 #GasssTerusSemangatKreativitasnya