Menyusul Unilever dan P&G, Coca-Cola hingga Levi's Setop Iklan di Medsos

27 Juni 2020 10:39 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Coca-cola Foto: Reuters/Stefan Wermuth
zoom-in-whitePerbesar
Coca-cola Foto: Reuters/Stefan Wermuth
ADVERTISEMENT
Coca-Cola mengumumkan akan menghentikan untuk sementara, iklan di semua platform media sosial secara global, setidaknya untuk 30 hari ke depan. Tapi perusahaan menolak disebut memboikot media sosial, dengan dalih penghentian ini hanya bersifat sementara.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya sejumlah merek global ternama telah menyatakan menghentikan iklan di media sosial, setidaknya untuk bulan Juli. Hal ini merespons gerakan yang mengajak penghentian iklan di Facebook. Lebih dari 90 merek ikut gerakan ini, seperti Verizon, Patagonia, REI, Lending Club, and The North Face.
Langkah penghentian iklan di media sosial juga dilakukan Unilever dan Procter & Gamble (P&G), Dove, Ben & Jerry’s, dan Hellmann, setidaknya untuk sisa tahun 2020. Kebijakan itu diambil menyusul merebaknya konten kebencian dan rasisme di platform media sosial, menjelang Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS).
"Tidak ada tempat untuk rasisme di dunia dan tidak ada tempat untuk rasisme di media sosial," kata CEO dan Chairman Coca-Cola, James Quincey, dalam sebuah pernyataan. “Perusahaan Coca-Cola akan menghentikan sementara iklan di semua platform media sosial secara global selama setidaknya 30 hari,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Dalam jeda waktu tersebut, Coca-Cola menyatakan akan mengevaluasi kebijakan periklanan untuk menentukan apakah perlu revisi kebijakan. “Kami juga mengharapkan akuntabilitas dan transparansi yang lebih besar dari mitra media sosial kami,” ujar Quincey.
Setelah pengumuman Coca-Cola, Levi's dan Dockers mengatakan mereka akan menghentikan semua iklan di Facebook dan Instagram setidaknya untuk Bulan Juli.
CEO dan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Foto: Stephen Lam/Reuters
“Facebook harus mengambil tindakan untuk menghentikan informasi yang salah (hoax) dan pernyataan-pernyataan kebencian di platformnya. Ini adalah penghinaan yang tidak dapat diterima terhadap nilai-nilai kita. Kami dan Dockers bergabung dengan kampanye #stophateforprofit dan menjeda semua iklan di Facebook,” tulis Levi’s dalam sebuah pernyataan resmi.
Dalam memo baru-baru ini kepada pengiklan yang diperoleh CNBC, VP Solusi Pemasaran Global Facebook, Carolyn Everson, mengatakan “boikot secara umum bukanlah cara bagi kita untuk membuat kemajuan bersama.”
ADVERTISEMENT
"Saya juga sangat berharap sekarang Anda tahu bahwa kami tidak membuat perubahan kebijakan terkait dengan tekanan pendapatan," katanya dalam memo itu. "Kami menetapkan kebijakan kami berdasarkan prinsip daripada kepentingan bisnis."
CEO Facebook, Mark Zuckerberg, juga telah menyatakan sikap dalam sebuah siaran langsung di platform tersebut. Dia mengatakan, "Kebijakan baru untuk menghubungkan orang-orang dengan informasi otoritatif tentang pemungutan suara, menindak penindasan pemilih, dan melawan pidato kebencian." Tapi Zuckerberg tidak secara langsung menanggapi boikot peng-iklan.