Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Meraup Untung Belasan Juta Rupiah dari Bisnis Beduk Kulit Kambing
13 Juni 2018 19:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Malam terakhir puasa menjadi salah satu momen yang kerap diisi dengan mengumandangkan takbir. Kadang dilakukan di masjid, tidak sedikit juga yang pawai di jalanan atau keliling kampung dengan menabuh beduk.
ADVERTISEMENT
Banyaknya masyarakat yang ikut menabuh beduk membuat penjualan beduk ramai. Bahkan, untung yang bisa diraih mencapai belasan juta rupiah hanya dalam waktu dua pekan saja.
Fauzi alias Mona misalnya. Penjual beduk tahunan di Pasar Tanah Abang ini mengaku, tahun lalu sempat mendapat untung sekitar Rp 15 juta. Untung ini, kata dia, lantaran berhasil menjual sekitar 250 beduk hanya dalam waktu dua pekan saja.
“Tahun lalu 250 kejual. Paling ada sisa 10 beduk. Alhamdulillah kita dapat untung Rp 15 juta,” ucapnya saat ditemui kumparan di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (12/6).
Dengan untung segitu, kata Mona, sebenarnya sebanding dengan modal yang dikeluarkan. Dia mengaku, tahun lalu modal yang dirogohnya mencapai Rp 80 juta.
ADVERTISEMENT
Modal itu digunakan untuk membeli bahan-bahan baku pembuatan beduk seperti drum yang diambilnya dari pabrik-pabrik lem, minyak kayu putih, dan drum bekas bahan kimia lainnya. Harga satu drum besar itu Rp 100 ribu lebih. Belum lagi kulit kambing, baut, kayu untuk stik drum.
Katanya, satu beduk besar membutuhkan modal sekitar Rp 450 ribu sampai Rp 500 ribu. Dia menjualnya sekitar Rp 600 ribu.
“Tahun lalu untungnya Rp 15 juta. Modalnya sampai Rp 80 juta. Saya bikin satu drum besar ini saja modalnya Rp 450 ribu. Saya jual Rp 600 ribu,” lanjutnya.
Saat ini, Mona mengaku, penjualan beduk agak sepi. Dia mengatakan, dari 200 beduk yang dijual pada 1 Juni lalu, baru terjual 100 beduk. Biasanya, beduk yang tidak habis, dia bawa pulang ke rumah dan akan disimpan hingga tahun depan agar bisa dijual lagi dengan hanya perlu mengganti kulit kambing yang baru.
ADVERTISEMENT
“Enggak tahu karena apa. Pokoknya tahun ini agak sepi. Mungkin karena Lebaran di pertengahan bulan kali ya,” akunya.
Penjual lain, Fikri, mengaku untung yang dia dapat di tahun lalu sekitar Rp 5 juta. Untuk modal yang dikeluarkan sekitar Rp 20 juta lebih. Tahun ini, katanya, dia membuat sekitar 160 beduk untuk berbagai ukuran dan sudah laku terjual 100 beduk.
“Ada yang besar, sedang, dan kecil. Tapi paling banyak yang kecil sih. Banyak dicari orang tua buat anaknya. Kalau ukuran besar saya paling bikin 30 beduk aja,” kata Fikri.
Fikri mengatakan, untuk beduk ukuran besar dijual sekitar Rp 600 ribu, beduk sedang Rp 250 ribu, dan yang kecil Rp 100-Rp 150 ribu.
ADVERTISEMENT
Kata Fikri, tren penjualan beduk dari drum tahun ini dan tahun lalu tidak jauh berbeda. Menurutnya, penjualan tetap ramai sebab banyak dari pembelinya yang merupakan pelanggan dari tahun-tahun sebelumnya.
Sementara itu, pedagang lain yang juga menjajakan barangnya di Pasar Tanah Abang, Kiki, mengaku tahun lalu dia mendapatkan untung sekitar Rp 3 juta dengan modal awal yang dikeluarkan sebesar Rp 10 juta.
Kiki mengaku tidak membuat beduk sendiri. Dia mengambil dari bapaknya yang selama ini bertahun-tahun berjualan beduk di Tanah Abang.
“Ambil dari bapak. Belum pernah mau bikin. Tahun depan baru mau bikin sendiri,” ucapnya.
Jika Anda ingin membeli beduk di sekitar Pasar Tanah Abang, datanglah ke sekitar Jalan Mas Mansyur hingga Pemakamam Karet Bivak. Penjualan beduk dibuka hingga malam takbiran.
ADVERTISEMENT