Meraup Untung dari Bisnis Infal ART dan Baby Sitter saat Lebaran

12 Juni 2018 11:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kegiatan jasa infal dan baby sitter (Foto: LPK Tiara Kasih Bunda)
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan jasa infal dan baby sitter (Foto: LPK Tiara Kasih Bunda)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tradisi mudik lebaran di Indonesia membuat banyak Asisten Rumah Tangga (ART) yang selama ini bekerja di kota besar seperti Jakarta ikut pulang ke kampung halaman. Jika sudah begini, mereka yang biasanya mengandalkan ART di rumahnya harus memikirkan cara untuk mencari pengganti sementara.
ADVERTISEMENT
Ada yang memilih untuk mengurus rumah sendiri bersama anggota keluarga yang libur, ada juga yang memilih menggunakan jasa ART, baby sitter, dan pengurus lansia dadakan atau biasa disebut infal. Bagi yayasan penyalur ART, baby sitter, dan lansia, bisnis jasa infal ini pun mendatangkan banyak untung.
Adalah Lembaga Penyalur Tenaga Kerja (LPK) Lintang Pertiwi menjadi salah satu lembaga yang menjual jasa infal yang mampu meraup untung puluhan juta saat Lebaran tiba. Lokasinya berada di Tangerang Selatan, Banten.
Staf LPK Lintang Pertiwi, Hani Masruroh mengatakan, tahun lalu omzet yang didapat lembaga tersebut sekitar Rp 50 juta saat Lebaran. Pendapatan ini, katanya, didapat dari uang administrasi yang wajib disetorkan customer saat memesan jasa infal.
ADVERTISEMENT
Kata Hani, untuk biaya administrasi memesan jasa infal selama sebulan sebesar Rp 1 juta. Bagi mereka yang memesan jasa infal harian atau dua mingguan, wajib bayar Rp 800 ribu.
“Kalau untuk omzet itu tergantung, enggak sama. Tahun lalu sebenarnya menurun di bawah Rp 50 juta. Tahun sebelumnya bisa di atas Rp 50 juta,” kata Hani kepada kumparan, Selasa (12/6).
Kegiatan jasa infal dan baby sitter (Foto: LPK Tiara Kasih Bunda)
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan jasa infal dan baby sitter (Foto: LPK Tiara Kasih Bunda)
Untuk pendapatan yang akan diperoleh tahun ini, dia masih belum bisa merinci. Sebab permintaan baru ramai pada H-3 menjelang Lebaran. Hingga saat ini, dari catatannya, masih di bawah 20-an customer yang sudah memesan untuk Lebaran nanti.
Omzet puluhan juta ini sebenarnya bisa dibilang menguntungkan. Sebab, gaji yang dibayarkan customer tidak masuk ke kantong LPK Lintang Pertiwi, tapi langsung dibayarkan ke ART atau baby sitter.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari usianya pun, LPK Lintang Pertiwi merupakan pemain baru. Kata Hani, mereka baru berdiri pada 2015 lalu dengan raihan omzet pernah di atas Rp 50 juta.
“Untuk majikan, administrasinya bayar ke penyalur. Untuk gajinya sendiri langsung dibayarkan ke susternya setelah masa kerja selesai. Tidak lewat lembaga penyalur,” ucapnya.
Tidak hanya LPK Lintang Pertiwi yang meraup untung dari bisnis infal di hari Lebaran. LPK Tiara Kasih Bunda yang beralamat di Kota Wisata, Cibubur pun demikian.
Sebagai pemain lama yang akan berumur 14 tahun pada Oktober mendatang, LPK ini pun mendapatkan omzet yang lebih besar. Sayangnya, Owner LPK Tiara Kasih Bunda, Irena, enggan membeberkannya pada kumparan.
Tips Memilih Infal Saat Lebaran. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tips Memilih Infal Saat Lebaran. (Foto: Thinkstock)
Irena mengatakan, omzet tahun ini bisa meningkat sebab permintaan juga naik. Katanya, kenaikan permintaan tahun ini sekitar 50% dibanding tahun lalu. Hal ini menurutnya dipicu oleh kenaikan THR yang diberikan pemerintah ke PNS.
ADVERTISEMENT
“Ada kenaikan mungkin sekitar 50%. Kalau tahun ini kan pemerintah mengerluarkan THR jadi imbasnya juga berpengaruh ke lembaga kami,” kata Irena saat dihubungi kumparan.
Bahkan Irena mengaku, hingga saat ini sudah banyak pesanan yang menunggu (waiting list) sejak Mei lalu. Dia merinci, waiting list yang sudah masuk hingga saat ini mencapai 269 pesanan. Dia memastikan, hingga H-1 Lebaran akan mencapai hampir 300 pesanan. Itu pun, kata dia, kemungkinan tidak akan terpenuhi semua sebab untuk tahun ini, dirinya hanya akan mempekerjakan sekitar 275 orang.
“Paling yang terpenuhi sekitar 75%. Paling bisa 275 pekerja saja. Sebagian besar ada yang jadi atau enggak,” jelasnya.
Dari ratusan waiting list, Irena mengaku, kebanyakan mereka memesan untuk penggunaan infal untuk dua minggu. Selain itu, ada juga yang memesan untuk satu bulan penuh.
ADVERTISEMENT
Sama seperti LPK Lintang Pertiwi, lembaga penyalur milik Irena juga memungut biaya adminstrasi. Dia mematok untuk biaya administrasi harian dan bulan sebesar Rp 1 juta. Bedanya, pembayaran yang dilakukan saat memesan, berbarengan dengan 50% gaji infalnya.