Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Merdeka Battery Sambut Investasi Volkswagen di RI, Siap Buka Peluang Kerja Sama
18 April 2023 15:35 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) menyambut baik rencana investasi Volkswagen melalui anak perusahaannya, PowerCo, untuk membangun industri baterai kendaraan listrik secara terpadu di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur Merdeka Battery Materials, Devin Ridwan, mengatakan pihaknya juga akan masuk ekosistem baterai tersebut dan bekerja sama dengan Volkswagen. Namun, ia belum dapat merincikan bentuk kerja samanya.
“Bentuk dari kerja sama masih tahap diskusi. Ini merupakan tahap awal yang baik untuk MBMA untuk masuk dalam ekosistem EV,” kata Devin dalam konferensi pers di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/4).
Devin menyatakan Merdeka Battery Materials terbuka dan siap bekerja sama dengan Volkswagen. Ia memperoleh informasi investasi tersebut dari Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM), Bahlia Lahadalia.
“Pembicaraan itu dari Bahlil, kami apresiasi support pemerintah dalam ekosistem rantai nilai. Bentuk konkrit kerja samanya memang belum ada, nanti akan kita sampaikan,” ujar Devin.
Sebelumnya, Bahlil memastikan akan mengawal rencana investasi Volkswagen ini. Rencana investasi Volkswagen di Indonesia juga akan bekerja sama dengan Vale, Ford, dan perusahaan Indonesia seperti Merdeka Gold Copper.
ADVERTISEMENT
"VW akan bekerja sama dengan beberapa perusahaan nasional dan asing. Kami siap mengawal agar rencana investasinya segera terealisasi," ujar Bahlil dalam pernyataan persnya, Senin (16/4).
Bagi Bahlil, rencana investasi dari Jerman ini merupakan momentum yang tepat untuk menyampaikan kepada dunia kalau Indonesia terbuka dalam menarik investasi yang tidak hanya dari benua Asia, tapi juga dari benua Eropa.
"Saya pikir ini sebagai bentuk investasi inklusif sekaligus dapat menganulir cara berpikir dunia internasional yang menganggap pertambangan di Indonesia tidak memperhatikan kaidah-kaidah internasional," tutur Bahlil.