Merger BUMN Panas Bumi Belum Kunjung Rampung, Ini Kata ESDM

21 Februari 2023 15:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PLTP Kamojang yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Foto: Dok PGE
zoom-in-whitePerbesar
PLTP Kamojang yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Foto: Dok PGE
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rencana pemerintah mengkonsolidasikan atau merger perusahaan pelat merah yang menggarap energi panas bumi (geothermal) masih belum ada kejelasan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Awalnya, rencana itu diungkapkan pertama kali oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Dia ingin membentuk holding BUMN panas bumi yang terdiri dari PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT PLN Gas & Geothermal, dan PT Geo Dipa Energi (Persero).
Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Harris Yahya, menuturkan inisiatif merger BUMN panas bumi tersebut memang berasal dari Kementerian BUMN, bukan kementerian ESDM.
"Kemudian dibahas potensi peluang untuk bisa (terbentuk) holdingnya, dan setahu saya belum sampai selesai itu, masih belum selesai lah untuk ininya (konsolidasi)," ujarnya kepada awak media di kantor Kementerian ESDM, Selasa (21/2).
Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Harris Yahya. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Meski belum jelas, Harris mengakui rencana tersebut akan menguntungkan bagi pengembangan energi baru terbarukan (EBT) terutama sektor panas bumi, mengingat semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin efektif dan efisien operasionalnya.
ADVERTISEMENT
"Tentu cost-nya juga bisa diturunkan karena kan panas bumi ini unsur ketidakpastiannya di tahap eksplorasi masih tinggi, di situ risk-nya tinggi, dan biaya untuk drilling itu juga tidak murah," jelas Harris.
Di sisi lain, dia menyebutkan butuh upaya ari pemerintah untuk menggelontorkan insentif atau pembiayaan yang lebih masif untuk pengembangan panas bumi di Indonesia.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle di Lahendong, Sumatera Utara milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Jumat (18/2). Foto: Dok. Pertamina Geothermal Energy
"Meskipun sekarang ini kita upayakan agar ada insentif-insentif pemerintah yang diberikan untuk mengurangi risiko sekaligus untuk bisa menutup menurunkan cost-nya," pungkas Harris.
Sebelumnya, Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto memastikan konsolidasi atau merger BUMN panas bumi tidak akan dilanjutkan sementara, seiring dengan rencana Perseroan melantai di bursa atau initial public offering (IPO) pada 24 Februari 2023.
Ahmad menuturkan, fokus Perseroan saat ini adalah melaksanakan kegiatan yang membuka nilai (unlock value) serta pengembangan panas bumi.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan konsolidasi selama ini mengikuti arahan dari program-program BUMN," ujar Ahmad saat konferensi pers penawaran umum perdana saham di Ritz Carlton Pacific Place, Rabu (1/2).