Merger Gojek-Tokopedia Jadi Berkah untuk Bank Jago

18 Mei 2021 18:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo GoTo. Foto: Aditya Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Logo GoTo. Foto: Aditya Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
Gojek dan Tokopedia telah resmi merger. Perusahaan gabungan kedua startup tersebut bernama GoTo Group. Melalui merger ini, grup GoTo memiliki total Gross Transaction Value (GTV) gabungan lebih dari USD 22 miliar atau Rp 314 triliun (Kurs Rp 14.282 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
Merger juga menggabungkan transaksi menjadi sebesar 1,8 miliar transaksi pada tahun 2020, dan ditargetkan berkontribusi lebih dari 2 persen terhadap PDB Indonesia di tahun ini.
Bergabungnya kedua raksasa teknologi ini juga disebut-sebut membawa angin segar bagi PT Bank Jago Tbk (ARTO). Seperti diketahui, PT Dompet Karya Anak Bangsa (GoPay), sayap fintech dari Gojek, memiliki saham Bank Jago sebesar 21,4 persen.
Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada, mengatakan lahirnya entitas GoTo merupakan sentimen positif bagi Bank Jago. "Kalau dampaknya bagi ARTO, secara sentimen dianggap positif," ujar Reza kepada kumparan, Selasa (18/5).
Meski demikian Reza mengatakan dampak merger Gojek Tokopedia terhadap bisnis Bank Jago perlu ditelaah lebih dalam. Besar kecilnya dampak lahirnya GoTo terhadap bisnis Bank Jago menurut Reza, tergantung pada tujuan utama Gojek memborong saham ARTO.
Logo Bank Jago. Foto: Bank Jago
Ada dua kemungkinan alasan Gojek melakukan investasi di ARTO. Pertama yaitu untuk menambah diversifikasi portofolionya. Atau kedua, Gojek memang menyiapkan pengembangan ekspansi bisnis atas investasi mereka di ARTO.
ADVERTISEMENT
"Bisa jadi, kalau asumsinya ada rencana bisnis maka bisa saja ARTO dapat dijadikan hub pembayaran atau top up Gopay. Nah, kalau seperti itu maka harapannya ARTO bisa menambah basis pelanggan atau nasabah baru," ujarnya.
Menurut Reza jika benar hal itu yang jadi tujuan Gojek, maka merger GoTo bisa menjadi awal yang baik bagi pertumbuhan Bank Jago ke depan. Sebab dengan demikian basis nasabah Bank Jago akan semakin besar.
"Nanti jika basis nasabah sudah besar dan cukup kuat maka bisa diikuti dengan pengembangan lainnya, mulai dari lending credit, sinkronisasi pembayaran tagihan ini itu, dan channeling lainnya," ujarnya.
Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira juga mengatakan lahirnya GoTo menjadi sentimen positif untuk Bank Jago dengan dua alasan utama. Pertama, dampak merger Gojek-Tokopedia adalah terciptanya integrasi ekosistem yang lengkap antara logistik, jasa keuangan dan e-commerce.
Gojek dan Tokopedia. Foto: Dok. Gojek dan Tokopedia
Artinya, dalam merger tersebut ada integrasi antara Gopay dan transaksi di Tokopedia. Dengan demikian integrasi tersebut jadi peluang besar bagi Bank Jago untuk bisa menyalurkan pinjaman.
ADVERTISEMENT
“Kalau masih berbasis model e-wallet tentu tidak maksimal, tapi dengan kehadiran Bank Jago maka GoTo bisa menyalurkan pinjaman ke merchant maupun ke konsumen e-commerce Tokopedia,” ujar Bhima.
GoTo bisa memberikan pinjaman dalam bentuk invoice financing atau supply chain financing ke merchant Tokopedia. Potensi penyaluran pinjaman ini cukup besar apalagi raksasa e-commerce tersebut mengeklaim memiliki 9 juta merchant. Belum lagi potensi pembiayaan pinjaman ke merchant di Go Food.
Bhima optimistis plafon penyaluran kredit bisa lebih tinggi daripada sekadar Paylater yang selama ini diusung oleh keduanya. “Sektor keuangan digital menjadi sektor dengan prospek profitabilitas tertinggi dibandingkan bisnis lainnya,” ujar Bhima.
Alasan kedua, merger GoTo juga disebut-sebut sebagai strategi pra-pelepasan saham induk ke publik alias IPO. Dengan merger tentu valuasi GoTo menjadi jumbo. Pada ujungnya Bank Jago diprediksi juga akan kecipratan berkah dari aksi korporasi tersebut.
ADVERTISEMENT
“Bagi Bank Jago, saat ada dana publik baru yang masuk ke GoTo maka suntikan modal pun bisa mengalir ke Bank Jago. Tidak bisa dicegah misalnya Bank Jago juga akan mengakuisisi bank lain untuk menambah scope kapasitas permodalan dan market share,” ujar Bhima.
Tidak Terlalu Berdampak ke Harga Saham
Iklan kampanye Ramadhan dari Gojek dan Tokopedia. Foto: Gojek Indonesia via YouTube
Di sisi lain, Bhima menjelaskan merger Gojek Tokopedia tidak akan terlalu berdampak pada harga saham Bank Jago. Sebab sebagian besar investor sudah price in dengan isu merger beberapa bulan sebelumnya.
"Jadi investor yang masuk ke Bank Jago setelah mendengar kabar merger sudah relatif terlambat. Buktinya pasca pengumuman merger, harga saham bank jago malah melorot 1,17 persen," ujarnya.
Senada, Reza juga menyatakan bahwa harga saham Bank Jago belum tentu terkerek dengan adanya merger Gojek Tokopedia. Menurut Reza harga saham emiten biasanya tergantung pada money flow dan volume yang ada ada.
ADVERTISEMENT
"Harga saham tidak selalu berdasarkan faktor fundamental tapi juga terkait dengan sentimen dan persepsi pelaku pasar," ujarnya.
Pada perdagangan Selasa (18/5) harga saham ARTO terpantau berada di level Rp 10.575 per saham, turun 1,17 persen. Meski demikian harga ARTO terpantau sudah naik 75,30 persen dalam tiga bulan terakhir.