Meski Jadi Importir Terbanyak, China Santai Hadapi Larangan Ekspor Batu Bara RI

8 Januari 2022 20:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Geliat tambang batu bara tertua di China. Foto: REUTERS/Aly Song
zoom-in-whitePerbesar
Geliat tambang batu bara tertua di China. Foto: REUTERS/Aly Song
ADVERTISEMENT
Kebijakan Indonesia melarang ekspor batu bara diprotes negara pengimpor. Dua di antaranya adalah Jepang dan Korea Selatan yang meminta Indonesia segera mencabut larangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan negara lain, China yang merupakan importir batu bara terbanyak dari Indonesia santai hadapi keputusan Presiden Jokowi. Berdasarkan data Kementerian ESDM, China membeli 127 juta ton batu bara dari Indonesia pada tahun lalu.
Alasan Negeri Tirai Bambu tak panik dengan kebijakan ini karena mereka memiliki cadangan batu bara terbesar di dunia, termasuk kapasitas produksinya.
Dikutip dari South China Morning Post, Sabtu (8/1), analis Orient Futures memperkirakan kapasitas produksi batu bara China mencapai sekitar 4,58 miliar ton pada 2022, naik dari 4,33 miliar dibandingkan tahun lalu. Kemampuan tersebut termasuk 230 juta ton kapasitas produksi yang dilanjutkan karena sempat krisis listrik tahun lalu.
Sementara itu, berdasarkan data dari Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batu Bara China, stok batu bara di utilitas yang berada di wilayah pesisir China mencapai 33 juta ton pada Sabtu pekan lalu. Jumlah ini 57 persen lebih banyak daripada periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Geliat tambang batu bara tertua di China. Foto: REUTERS/Aly Song
Para penambang China memang menggenjot produksinya karena sempat menghadapi krisis listrik pada akhir 2021. Karena itu, saat ini mereka memiliki stok yang cukup banyak.
Di sisi lain, konsumsi batu bara harian oleh pembangkit listrik China saat ini stabil dibandingkan tahun lalu yang mencapai 2,2 juta hingga 2,3 juta ton. Konsumsi batu bara ini juga diperkirakan akan terus turun dalam beberapa minggu ke depan ketika pabrik tutup karena ada perayaan Tahun Baru Imlek selama seminggu. Apalagi, Beijing telah memerintahkan pengurangan aktivitas menyambut Olimpiade Musim Dingin.
“Jika kami tidak memperkirakan adanya gelombang (cuaca) dingin yang ekstrim, tidak akan ada faktor lain yang mendorong permintaan batu bara dalam waktu dekat,” kata seorang pedagang batu bara yang berbasis di Jilin yang menolak disebutkan namanya.
ADVERTISEMENT
Pedagang tersebut juga mengatakan utilitas di wilayah pesisir terbilang aman karena dijamin oleh kontrak jangka panjang dari tambang lokal China. Karena itu, konsumen batu bara tidak perlu membeli dari pasar spot saat ini, termasuk yang diimpor dari Indonesia.
Geliat tambang batu bara tertua di China. Foto: REUTERS/Aly Song
Meski santai hadapi larangan ekspor batu bara dari Indonesia, para pengusaha di sana khawatir akan terjadi penurunan harga komoditas emas hitam ini di pasar global. Musababnya, produksi batu bara dari Indonesia diperkirakan akan melimpah di pasar global setelah pasokan ke pembangkit listrik PLN aman.
“Hampir dapat dipastikan bahwa kita akan melihat kelebihan pasokan dan harga batu bara akan segera jatuh jika ledakan produksi dalam negeri berlanjut,” kata seorang pedagang batu bara yang berbasis di Beijing.
ADVERTISEMENT