Meski Menjabat Presiden, Trump Tak Bisa Pecat Powell Seenaknya

10 November 2024 8:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Cadangan Federal Jerome Powell berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Cadangan Federal Jerome Powell berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Ketua Federal Reserve atau The Fed, Jerome Powell menyebut Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) tidak bisa memecatnya sebelum masa jabatannya sebagai ketua The Fed berakhir.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini dilontarkan oleh Powell ketika ditanya tentang apakah dia akan meninggalkan The Fed jika Trump meminta.
"Tidak diizinkan menurut hukum," kata Powell dengan ekspresi dingin.
Menurut Powell, secara hukum pemberhentian dirinya atau pejabat tinggi The Fed lainnya merupakan hal yang dilarang.
Trump diketahui sering menyerang Powell ketika sebelumnya masih menjabat sebagai Presiden AS sebelum Joe Biden Hal ini membuat hubungan antara Trump dan Powell jadi memburuk. Dalam sejarah AS, selama puluhan tahun Presiden AS selalu menghindari kritik langsung kepada Bank Sentral.
Diketahui, Trump kerap menyerang The Fed selama Ia menjadi presiden akibat kebijakan bank sentral.
Powell diketahui telah menduduki posisi sebagai Ketua The Fed sejak Februari 2018 di era Trump. Ia ditunjuk menggantikan Janet Yellen yang diangkat menjadi Menteri Keuangan era Joe Biden.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, The Fed telah memenuhi ekspektasi pasar dengan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps). Powell juga menepis beberapa pertanyaan soal kebijakan apa saja di era Trump yang dapat berpengaruh pada putusan The Fed.
"Dalam jangka pendek, pemilihan umum tidak akan berdampak pada keputusan kebijakan kami. Kami tidak menebak, berspekulasi, dan kami tidak berasumsi tentang apa yang mungkin dilakukan pemerintah secara lebih luas,” jelasnya.
FOMC menetapkan suku bunga bank sentral di akhir pertemuan kebijakan dua hari pada Kamis (7/11), di mana para pejabat menurunkan suku bunga acuan ke kisaran 4,50 persen sampai 4,75 persen seperti yang diharapkan secara luas.