Meski Pakai Listrik dari Fosil, Motor Konversi BBM Bisa Hemat Emisi 60 Persen

22 September 2024 17:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen Kementerian ESDM Dadan Kusdiana di acara PLN EV Conversion Race 2024 di Sentul International Karting Circuit, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Minggu (22/9/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen Kementerian ESDM Dadan Kusdiana di acara PLN EV Conversion Race 2024 di Sentul International Karting Circuit, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Minggu (22/9/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) terus menarik perhatian masyarakat agar mau beralih ke kendaraan listrik yang lebih bersih. Upaya yang sudah berjalan beberapa tahun terakhir ini masih mendapat reaksi kontra, terutama sumber listrik yang dihasilkan dari energi fosil seperti batu bara.
ADVERTISEMENT
Sekjen Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, tidak menampik jika listrik yang dijajakan perusahaan setrum pelat merah PT PLN (Persero) saat ini masih berasal dari energi fosil. Tapi, penggunaan listrik PLN untuk kendaraan roda dua hasil konversi bisa menghemat hingga 60 persen dari emisi yang dihasilkan oleh penggunaan kendaraan BBM.
“1 liter motor bensin itu bisa berjalan hingga 35 km itu mengeluarkan emisinya 2,5 Kg, 1 Kwh (Kilowatt hour) listrik motor listrik sama 35 Km tapi emisinya setara 40 persen. Meskipun (listrik PLN) dari fosil, meskipun campuran ada batu bara, ada gas, dan ada EBT (Energi Baru Terbarukan), itu (emisi) 60 persen lebih hemat,” kata Dadan saat ditemui usai acara PLN EV Conversion Race 2024 di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/9).
Lomba konversi motor BBM menjadi motor listrik di acara PLN EV Conversion Race 2024 di Sentul International Karting Circuit, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Minggu (22/9/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Dadan juga mengatakan jika listrik yang digunakan untuk kendaraan listrik berasal dari matahari langsung atau dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), maka emisi yang dihasilkan dari kendaraan tersebut adalah nol. Dia berharap penggalakan konversi kendaraan ini akan sampai pada tahap kendaraan menghasilkan nol emisi.
ADVERTISEMENT
Selain dapat menghemat emisi yang dihasilkan oleh kendaraan, konversi motor listrik juga dapat menurunkan konsumsi BBM mendorong tumbuhnya industri pendukung di dalam negeri, hingga semakin berkembangnya usaha bengkel di Tanah Air.
“Kita secara bertahap melakukan ini (konversi motor BBM menjadi EV), tidak hanya (untuk) menurunkan konsumsi BBM yang sebagian besar masih kita impor, tapi juga mendorong tumbuhnya industri di dalam negeri. Di saat yang sama juga, kami mendorong tumbuhnya bengkel,” jelas Dadan.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi di acara PLN EV Conversion Race 2024 di Sentul International Karting Circuit, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Minggu (22/9/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) ESDM, Eniya Listiani Dewi menuturkan bantuan konversi motor BBM menjadi listrik senilai Rp 10 juta per unit, baru tersalurkan sekitar 800 unit motor.
Jika dihitung, jumlah konversi motor listrik saat ini baru mencapai 20 persen dari target tahun ini. Padahal, pergantian tahun akan terjadi kurang dari empat bulan lagi. Meski demikian, Eniya menuturkan pihaknya masih optimistis dapat mencapai angka 4.000 unit motor hasil konversi.
ADVERTISEMENT
“Sekarang sudah 800-an, jadi ingin kita tingkatkan. Target kita, sih, sebetulnya 4.000, memang 4.000 itu angka yang paling optimis tahun ini. Tapi kita sediakan dulu untuk segitu,” kata Eniya di lokasi yang sama.