Migrasi ke TV Digital, Bagaimana Nasib Bisnis Iklan di Televisi?

5 November 2022 17:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Mahfud MD (kiri) bersama Menkominfo Jhonny G Plate (kanan) melakukan prosesi penghentian siaran televisi analog di Jakarta, Kamis (3/11/2022) dini hari. Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Mahfud MD (kiri) bersama Menkominfo Jhonny G Plate (kanan) melakukan prosesi penghentian siaran televisi analog di Jakarta, Kamis (3/11/2022) dini hari. Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Penghentian siaran TV analog atau Analog Switch Off (ASO) di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) yang dimulai pada 2 November 2022, diprotes Bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo. Dia bahkan akan menempuh jalur hukum atas kebijakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Indonesia ICT, Heru Sutadi, menjelaskan bahwa kebijakan migrasi TV analog ke TV digital memang akan berdampak pada pendapatan iklan di TV.
"Memang akan ada transisi dari TV analog ke TV digital yang akan berakibat pada iklan di TV," ujar Heru kepada kumparan, Sabtu (5/11).
Namun menurut dia, jika proses perpindahan ini telah selesai jumlah iklan justru akan meningkat. Sebab, keberadaan TV dan media sosial termasuk Youtube juga berbasis pada digital.
"TV digital lebih memiliki nilai positif, karena tidak perlu akses internet atau butuh kuota karena sifatnya yang free to air," jelasnya.
Menurut Heru, bisnis iklan di TV saat ini mulai menunjukkan tren menurun. Namun, hal tersebut bukan disebabkan oleh migrasi ke TV digital, melainkan diambil oleh media sosial dan Youtube.
ADVERTISEMENT
Seorang panitia melintas di dekat layar siaran televisi analog yang telah dihentikan di Kompleks Kementerian Kominfo Jakarta, Kamis (3/11/2022) dini hari. Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
Menurut dia, sudah waktunya migrasi TV analog ke TV digital dilakukan. Sebab, pasar iklan TV analog akan semakin mengecil di tengah zaman yang serba digital.
Sementara itu, Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Internasional Dewan Pers, Agus Sudibyo, mengungkapkan Indonesia sebenarnya terlambat melakukan migrasi ke TV digital. Ia menilai, migrasi tersebut seharusnya sudah dilakukan sejak 5 tahun yang lalu.
"Kita sudah terlambat sekali. Jangka pendek memang merepotkan, tapi jangka panjang banyak menguntungkan," kata Agus.
Tak bisa dimungkiri, perpindahan ke TV digital sangat merepotkan di tahap awal. Namun, pada akhirnya semua negara akan melakukannya.
Untuk itu, pemerintah bersama industri harus membantu meringankan beban masyarakat atas biaya sewa yang muncul. Selain itu, migrasi ini juga menandai bahwa kualitas siaran Indonesia akan mengalami peningkatan sesuai dengan standar global.
ADVERTISEMENT
"Kanal frekuensi bisa menjadi lebih banyak dan bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan publik," katanya.