MIND ID Fokus 5 Proyek Strategis di 2025, Apa Saja?

7 Desember 2024 19:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proyek strategis MIND ID. Dok: MIND ID.
zoom-in-whitePerbesar
Proyek strategis MIND ID. Dok: MIND ID.
ADVERTISEMENT
BUMN holding industri pertambangan Indonesia, PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID, terus berupaya meningkatkan nilai tambah mineral melalui program hilirisasi dengan fokus pada pengerjaan lima proyek strategis di tahun 2025.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, menyampaikan tahun 2025 merupakan periode krusial bagi Indonesia untuk membuktikan bahwa kinerja pertumbuhan ekonomi dapat lebih progresif, dengan target mencapai 6 persen hingga 8 persen.
Menurutnya, target tersebut dapat dicapai dengan mengoptimalkan sektor industri pertambangan mineral dan batu bara. Untuk itu, Hendi mengungkapkan perusahaan akan mendukung pemerintah dengan mengalokasikan investasi sebesar Rp 20,6 triliun untuk lima proyek strategis utama.
“Dengan nilai investasi ini, kami akan terus mendorong program hilirisasi yang diharapkan dapat membantu pemerintah mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih progresif menuju masa depan Indonesia Emas 2045,” ujar Hendi dalam keterangan resmi, Sabtu (7/12).
Beberapa proyek tersebut yaitu, pertama, MIND ID Group akan menyelesaikan pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Smelter ini ditargetkan ramp-up produksi pada kuartal pertama 2025 dan akan menghasilkan satu juta ton alumina per tahun.
ADVERTISEMENT
Kedua, MIND ID melalui PT Inalum merencanakan pembangunan smelter aluminium baru di Kuala Tanjung. Dengan kapasitas produksi 600 ribu ton aluminium per tahun, proyek ini diharapkan memperkuat rantai pasok industri aluminium nasional.
Ketiga, pengembangan proyek nikel di Halmahera Timur yang menjadi salah satu prioritas. Proyek ini mencakup pembangunan smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) untuk memproduksi nikel serta fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk bahan baku baterai kendaraan listrik. Kapasitas produksi RKEF akan ditingkatkan menjadi 88 ribu ton nikel, sedangkan HPAL ditargetkan mencapai 55 ribu ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).
Keempat, melanjutkan pembangunan smelter tembaga dan Precious Metal Refinery (PMR) di Gresik, Jawa Timur. Proyek ini direncanakan mulai beroperasi dan ramp-up produksi pada akhir kuartal ketiga 2025. Selain itu, Freeport Indonesia akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) berkapasitas 270 MW, dengan target penyelesaian pekerjaan awal pada kuartal kedua 2025.
ADVERTISEMENT
Kelima, proyek pengembangan infrastruktur batu bara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. MIND ID melalui PT Bukit Asam sedang menjalin kemitraan strategis dengan PT Kereta Api Indonesia serta memanfaatkan jalur sungai untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan batu bara dari lokasi tambang dengan kapasitas 20 juta ton per tahun.
“MIND ID berkomitmen mendukung hilirisasi dan menjadi pemain utama dalam rantai pasok global, sekaligus menjaga keberlanjutan sumber daya mineral Indonesia. Proyek-proyek strategis ini tidak hanya bertujuan meningkatkan daya saing nasional, tetapi juga menciptakan kemandirian energi serta penghematan devisa melalui pengolahan sumber daya mineral di dalam negeri,” kata Hendi.