Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Minim Penerbangan Langsung ke RI, Turis Vietnam Lebih Suka ke Malaysia
7 September 2018 12:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB

ADVERTISEMENT
Jumlah wisatawan mancanegara asal Vietnam mencapai 8 juta orang per tahun. Namun dari 8 juta orang itu, hanya sekitar 60.000 wisatawan dari Vietnam yang ke Indonesia. Dibanding negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand dan Malaysia, Indonesia masih tertinggal jauh dalam memanfaatkan besarnya potensi pasar Vietnam.
ADVERTISEMENT
Jumlah wisatawan Vietnam yang ke Negeri Jiran mencapai 280.000 orang per tahun alias lebih dari 4 kali lipat Indonesia. Konjen RI di Ho Chi Minh City, Hanif Salim, mengaku heran karena potensi pariwisata Indonesia jauh lebih besar dari Malaysia.
"Sekarang posisi kedua negara untuk masalah tourism, wisatawan dari Vietnam ke Indonesia itu baru sekitar 60.000 per tahun. Wisatawan Vietnam yang ke Malaysia sudah 280.000 orang per tahun. Jadi kalau melihat potensi yang ada belum tergambar sama sekali," kata Hanif saat ditemui kumparan di Ho Chi Minh City, Jumat (7/9).

Menurut Hanif, penyebab utama minimnya turis Vietnam yang ke Indonesia adalah konektivitas yang terbatas. Penerbangan langsung dari Indonesia ke Vietnam hanya satu kali per hari. Bandingkan dengan Malaysia yang punya 15 penerbangan langsung ke Vietnam setiap hari.
ADVERTISEMENT
"Kendalanya adalah connecting flight, akses direct flight hampir tidak ada, hanya Vietnam Airlines dari Hanoi ke Jakarta sehari satu kali. Itu sangat tidak menunjukkan potensi yang ada. Setelah saya selidiki, keunggulan mereka adalah connecting flight dan direct flight, satu hari mereka punya 15 direct flight ke berbagai kota di Malaysia. Sedangkan kita cuma 1 kali sehari, transit juga Malaysia dan Singapura, orang jadi kurang berminat. Ini kendala yang harus kita coba atasi," ujarnya.
Untuk menggenjot pasar Vietnam, Hanif mendorong maskapai-maskapai untuk membuka penerbangan langsung dari Vietnam ke Indonesia. Menurutnya, potensi Vietnam sangat besar karena pertumbuhan ekonomi negara sosialis ini sedang pesat, di atas 6 persen per tahun.
"Saya akan melakukan langkah-langkah strategis, membuka direct flight dari Vietnam ke Indonesia. Sekarang Vietnam sedang maju-majunya, banyak orang kaya baru, banyak konglomerat baru yang membutuhkan hiburan-hiburan ke luar negeri. Direct flight ini kuncinya untuk membuka potensi Indonesia," ia menuturkan.
ADVERTISEMENT
"Kalau Garuda bisa masuk, saya sudah hubungi Dirut Garuda, beliau janji akan pertimbangkan. Tapi enggak boleh lama-lama, harus segera. Saya tunggu realisasinya. Ini pasti untung, Ho Chi Minh ini kota bisnis terbesar dan 40 persen dari ekonomi Vietnam," sambungnya.
Sedangkan di Vietnam, ada 2 maskapai penerbangan yang menjajaki penerbangan langsung ke Indonesia. "VietJet akan ke Bali, Bambu Air akan langsung juga. Ini mau saya manfaatkan juga untuk buka penerbangan langsung ke Yogyakarta, dan juga ke Lombok," ucapnya.

Beberapa rute penerbangan yang dijajaki, di antaranya Hi Chi Minh City-Bali dan Ho Chi Minh City-Yogyakarta. "Saya sudah sampaikan juga Ibu GKR (Gusti Kanjeng Ratu) Hemas, saya ingin buka direct flight dari Ho Chi Minh ke Yogyakarta, mohon dukungan Ibu. Beliau akan dukung," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, Indonesia harus lebih gencar mempromosikan pariwisatanya ke Vietnam. "Saya ingin untuk pameran tahun depan bukan hanya aspek sell saja tapi yang komprehensif. Ada aspek sell, conference, exhibition, presentasi, dan apapun yang bisa kita tampung untuk menunjukkan potensi kita. Promosi yang besar-besaran," katanya.
Hanif juga mengusulkan agar Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Vietnam turut dikerahkan guna menggaet wisatawan Vietnam.
"Di wilayah saya ada kurang lebih 681 orang Indonesia. Orang-orang ini di Vietnam adalah skilled labour, ada yang di oil company, designer, ada di bidang jasa. Level-levelnya manager. Diberi lah skill untuk menjual pariwisata Indonesia, kasih pendidikan gratis untuk merekrut teman-temannya ke Indonesia. Kalau dikasih PR satu orang membawa 10 orang Vietnam, harus ada insentif untuk mereka. Jadi semua berebut untuk membantu Menpar. Kalau 681 kali 10 saja sudah berapa," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran Wilayah Indochina Kemenpar Heri Hermawan mengamini pernyataan Hanif soal masih minimnya penerbangan langsung Vietnam ke Indonesia. Untuk mengatasi masalah konektivitas ini, pihaknya berupaya menarik turis Vietnam yang berwisata ke Malaysia dan Singapura untuk sekalian ke Indonesia. Destinasi yang dipromosikan adalah Batam yang dekat dengan Singapura dan Malaysia.
"Yang dijual Batam karena dekat dengan Singapura. Kita bisa tarik dari Singapura dan Kuala Lumpur. Di Batam, mereka (wisatawan Vietnam) bisa wisata belanja dan wisata alam, sesuai keinginan mereka," tutupnya.