Minim Sentimen, Ekonomi RI Diprediksi Melambat di Kuartal II 2024

16 Mei 2024 19:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Suasana gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2024 diproyeksi akan lebih rendah dari realisasi pertumbuhan kuartal I 2024 yang sebesar 5,11 persen yoy.
ADVERTISEMENT
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menilai realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah pada kuartal berikutnya disebabkan berbagai faktor pendorong semakin sedikit.
Pada kuartal I 2024, aktivitas pemilu dan momentum Ramadan dan Lebaran mendorong konsumsi masyarakat sehingga pertumbuhan ekonomi terjaga di level 5 persen.
“Kuartal II sentimen (pertumbuhan ekonomi) enggak banyak, bahkan cuma dari sisi pendidikan, panen raya. Kalau dikumpulkan sentimen relatif lebih kecil. Tantangan tahun ini di kuartal II dan kuartal III (2024),” ujar Andry dalam ADB Asian Development Outlook 2024 di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (16/5).
Memasuki kuartal IV 2024, pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh konsumsi masyarakat selama musim liburan. Apabila sektor ritel tidak mendapat dukungan dari pemerintah, mereka akan menghadapi persaingan.
ADVERTISEMENT
“Alokasi belanja dilarikan pada Juni-Juli, sehingga alokasi sektor ritel relatif terbatas,” terang Andry.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (21/2/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Andry memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,06 persen pada tahun 2024. Hal ini diiringi berakhirnya rangkaian tahapan Pilpres yang akan mendorong keyakinan pelaku ekonomi untuk melakukan ekspansi.
"Ekonomi Indonesia diperkirakan masih cukup resilien menghadapi gejolak global. Proyeksi Bank Mandiri, ekonomi Indonesia masih akan mencatat pertumbuhan yang sehat pada 5,06 persen pada tahun 2024," kata Andry dalam acara Mandiri Macro and Market Brief - Thriving Through Transition secara virtual, Selasa (14/5).
Dengan dimulainya tahapan Pilkada 2024 nanti, hal tersebut dapat memberikan dorongan terhadap pertumbuhan konsumsi. Meski demikian, potensi risiko ke depan masih besar dengan masih berlangsungnya gejolak geopolitik global, kenaikan harga energi dan pangan, serta tekanan dari keluarnya investasi portofolio asing yang menyebabkan penguatan dolar AS.
ADVERTISEMENT