Mirza Adityaswara hingga Rudiantara Usul Penyaluran Bansos Lewat Fintech

9 Maret 2021 16:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Menteri  Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara. Foto: Dok. Panitia Klingking Fun
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara. Foto: Dok. Panitia Klingking Fun
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia periode 2013-2019, Mirza Adityaswara, meminta pemerintah untuk menyalurkan bantuan sosial (bansos) melalui teknologi keuangan atau tekfin (fintech).
ADVERTISEMENT
Mirza yang kini juga menjabat sebagai Ketua Indonesia Fintech Indonesia Fintech Society (IFSoc) itu mengatakan, fintech diharapkan dapat menjadi alternatif tambahan penyaluran bansos. Hal ini agar keterjangkauan bansos juga bisa semakin luas.
“Sekarang yang memakai handphone sudah banyak dan mempunyai uang elektronik juga sudah banyak. Alangkah baiknya distribusi bansos bisa dilengkapi dengan metodologi fintech, termasuk dengan uang elektronik,” ujar Mirza saat diskusi IFSoc secara virtual, Selasa (9/3).
Namun untuk melakukan hal tersebut, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Nontunai, dinilai perlu direvisi. Menurut Mirza, beleid tersebut perlu ditambahkan cakupannya agar fintech bisa menjadi penyalur bansos.
“Kami melihat bahwa regulasi sekarang ini Perpres 63/2017 bisa dipertimbangkan supaya bisa diperluas jangkauannya dengan menambah teman-teman perbankan dengan fintech, uang elektronik,” jelasnya.
Mantan Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Mirza mencontohkan, saat ini PT Pos Indonesia (Persero) menjadi alternatif cash out (tarik tunai) untuk mencairkan bansos. Sementara di beberapa negara lain, seperti Ekuador, justru menjadikan institusi nonkeuangan sebagai agen penarikan tunai, seperti apotek dan swalayan untuk program bansos COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Di Ekuador, koordinasi antarlembaga sosial dan keuangan itu mampu identifikasi hambatan yang ada pada regulasi untuk memperluas jaringan cash in (setor) dan cash out,” kata dia.
Sementara itu, Anggota Steering Committee IFSoc, Hendri Saparini, berpandangan bahwa pemerintah dapat mereplikasi platform Kartu Prakerja sebagai Bansos Core Platform. Menurutnya, program bantuan pemerintah yang diintegrasikan dengan fintech justru lebih efisien dan tepat sasaran.
“Saya rasa ini pemikiran yang perlu kita pikirkan dan pertimbangan. Ini bansos masih banyak transaksinya, dan kita perlu ada penyaluran bansos yang cepat, tepat dan bisa dipercaya,” tambahnya.
Indonesia Fintech Society (IFSoc) lahir sebagai respons atas kebutuhan akan adanya forum inklusif yang menjadi mitra bagi pembuat kebijakan di bidang fintech.
ADVERTISEMENT
Adapun dalam dua tahun terakhir telah terjadi perubahan atau transformasi ekonomi yang cukup signifikan. Salah satunya dengan perkembangan industri fintech yang memainkan peran signifikan dalam pemulihan ekonomi nasional.
Selain Mirza, para inisiator lain dibalik terbentuknya IFSoc antara lain Mantan Menkominfo Rudiantara, Hendri Saparini (CORE), Agustinus Prasetyantoko (Unika Atma Jaya), dan Yose Rizal Damuri (CSIS).
Selain itu ada Karaniya Dharmasaputra (AFTECH), Andreas Maryoto (Kompas), dan Wahyu Dhyatmika (TEMPO). Adapun forum ini merupakan kolaborasi antara Atma Jaya Institute of Public Policy (AJIPP) dengan Center for Strategic and International Studies (CSIS).