Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Mitigasi Tarif Trump, RI Bidik Diversifikasi Ekspor ke Negara Selain AS
18 April 2025 17:29 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selama ini porsi ekspor Indonesia ke AS hanya 10 persen. Dengan begitu, pemerintah tetap fokus meningkatkan kemitraan perdagangan dengan negara lain, salah satunya Uni Eropa (EU).
Dia menargetkan perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) bisa selesai Juni 2025 mendatang.
"Tentu kita bicara dengan mitra lain. Salah satunya kita bisa meningkatkan ke EU, di mana EU kita akan segerakan supaya EU-CEPA itu bisa diselesaikan," katanya saat konferensi pers virtual, Jumat (18/4).
Selain itu, Airlangga juga telah melakukan pembicaraan dengan Menteri Perdagangan Australia. Kata dia, Australia juga menyanggupi untuk lebih banyak menyerap produk Indonesia.
Kemudian, pemerintah juga mendorong agar aksesi Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) juga semakin ditingkatkan.
"Dengan aksesi CPTPP, maka pasar Meksiko akan terbuka, pasar Inggris akan terbuka, dan beberapa lagi di negara Amerika Latin," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Airlangga tetap berharap negosiasi dengan AS terkait penerapan tarif impor bisa segera selesai dalam waktu 60 hari. Dengan begitu, produk ekspor Indonesia tetap bersaing di pasar AS.
"Kita akan memitigasi penurunan ekspor ke Amerika akibat tarif yang lebih tinggi. Namun Indonesia optimis perundingan 60 hari diharapkan bisa mencapai nilai yang positif," jelas Airlangga.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Marie Elka Pangestu mengatakan perang tarif ini, apalagi antara AS dan China, memberikan peluang besar bagi Indonesia.
"Proses itu sudah mulai terjadi sejak sebelum April 2, di mana sudah terjadi beberapa sektor yang mencari lokasi baru untuk melakukan produksi maupun ekspor ke Amerika seperti garmen, footwear, dan sektor-sektor yang padat karya," jelas Marie.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi ini, Marie menyebutkan Indonesia bisa menangkap potensi diversifikasi rantai pasok, yang saat ini masih didominasi oleh China, sehingga bisa memperlebar keran ekspor ke AS khususnya terkait mineral kritis dan industri semikonduktor.
"Kerja sama ASEAN dengan negara-negara seperti Korea, Jepang, dan juga Australia, itu berarti kita bisa mendiversifikasi rantai pasok kita yang akan lebih menguntungkan kita semua untuk bisa masuk ke pasar Amerika," jelas Marie.
Untuk mendorong diversifikasi rantai pasok ini, Marie pun mendorong agar pemerintah bisa segera menyelesaikan beberapa perjanjian perdagangan bebas yang masih dalam proses.
"Dengan mitra dagang yang lain perlu kita lakukan engagement, termasuk di kawasan kita sendiri dengan kerja sama ASEAN maupun kerja sama RCEP yang memang sudah menjadi bagian dari kawasan kita dan ini sangat bisa diperdalam dan diperluas kerjasa manya, termasuk untuk diversifikasi dari rantai pasok," tandas Marie.
ADVERTISEMENT