Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel , bersiap mencatatkan saham perdana atau IPO (initial public offering) di Bursa Efek Indonesia pada 22 November 2021 mendatang. IPO Mitratel ini banyak dinanti oleh para pelaku pasar sebab perseroan dinilai memiliki prospek yang positif.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana kinerja keuangan Mitratel selama ini?
Berdasarkan prospektus ringkas yang diterbitkan perseroan, Jumat (12/11) per 30 Juni 2021 pendapatan Mitratel tercatat sebesar Rp 3,2 triliun, tumbuh 10,9 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 2,9 triliun.
Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan penyewa menara telekomunikasi dari 24.631 penyewa per 30 Juni 2020 menjadi 36.507 penyewa per 30 Juni 2021. Angka ini juga meningkatkan tenancy ratio dari 1,54x per 30 Juni 2020 menjadi 1,57x per 30 Juni 2021.
Pendapatan dari PT Telekomunikasi Selular, PT Hutchison 3 Indonesia, dan PT XL Axiata Tbk juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 11,9 persen, 17,1 persen dan 17,6 persen dari Rp 1,55 triliun, Rp 308,7 miliar dan Rp 283,4 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 menjadi Rp 1,75 triliun, Rp 361,5 miliar dan Rp 333,1 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2021.
ADVERTISEMENT
Adapun sepanjang 2020, pendapatan Mitratel tercatat sebesar Rp 6,18 triliun pada tahun 2020, tumbuh sebesar 16,2 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 5,32 triliun.
Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan menara dan penyewa dari akuisisi menara dari PT Indosat Tbk pada tahun 2019 dan peningkatan pendapatan dari PT Indosat Tbk. Penyewaan meningkat dari 22.854 penyewa per 31 Desember 2019 menjadi 30.570 penyewa per 31 Desember 2020.
Sementara itu pendapatan dari PT Indosat Tbk meningkat dari Rp 163,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2019 menjadi Rp 549,5 miliar pada 31 Desember 2020.
Selain itu, pendapatan dari PT Hutchison 3 Indonesia dan PT XL Axiata Tbk mengalami peningkatan signifikan masing-masing dari sebesar 92,1 persen dan 29,4 persen dari Rp 361,1 miliar dan Rp 488,8 miliar pada 31 Desember 2019 menjadi Rp 693,6 miliar dan Rp 632,5 miliar pada 31 Desember 2020.
ADVERTISEMENT
Dari pos beban, per 30 Juni 2021, Beban Pokok Pendapatan tercatat sebesar Rp 1,64 triliun, turun 20 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 2,05 triliun.
Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan penyusutan disebabkan oleh perubahan estimasi umur manfaat aset tetap menara telekomunikasi beserta pondasi dari semula 20 tahun menjadi 30 tahun secara prospektif sejak tanggal 1 Oktober 2020.
Penurunan beban pokok pendapatan juga disebabkan oleh penurunan beban amortisasi sesuai PSAK 73 “Sewa” (adopsi dari IFRS 16). Hal ini disebabkan oleh penurunan beban amortisasi aset hak-guna yang berasal dari kontrak penyewaan kembali menara telekomunikasi milik PT Telekomunikasi Selular oleh Perseroan yang telah dihentikan kontraknya sejak terjadinya akuisisi menara telekomunikasi milik PT Telekomunikasi Selular oleh Perseroan pada tanggal 20 Oktober 2020.
ADVERTISEMENT
Selain itu, terdapat penurunan beban perizinan konstruksi dan manajemen proyek dan beban perencanaan, operasional, dan pemeliharaan menara telekomunikasi selama periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2021.
Dari pos laba, per 30 Juni 2021, Laba Bruto Perseroan tercatat sebesar Rp 1,58 triliun, tumbuh sebesar 85,1 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 856,8 miliar. Peningkatan tersebut terjadi karena kenaikan pendapatan selama
periode enam bulan terakhir serta penurunan beban depresiasi, beban amortisasi, beban perizinan konstruksi dan manajemen proyek, dan beban perencanaan, operasional, dan pemeliharaan menara telekomunikasi.
Adapun Beban Usaha Perseroan tercatat sebesar Rp 233,4 miliar per 30 Juni 2021, turun sebesar 0,3 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 232,8 miliar.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Laba Usaha Perseroan per 30 Juni 2021 tercatat tumbuh sebesar 116,7 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 624,0 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan
selama periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2021 serta penurunan beban depresiasi, beban amortisasi, beban perizinan konstruksi dan manajemen proyek, dan beban perencanaan, operasional, dan pemeliharaan menara telekomunikasi
Jumlah aset pada tanggal 30 Juni 2021 mencapai Rp 32,2 triliun, atau meningkat 27,6 persen dibanding 31 Desember 2020 sebesar Rp 25,2 triliun. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan aset tidak lancar sebesar Rp6,2 triliun dan peningkatan aset lancar sebesar Rp 718,5 miliar.
Rencananya, Mitratel akan tercatat di pasar modal dengan kode saham MTEL. Rencananya, harga per lembar saham Mitratel akan dilepas antara Rp 775 hingga Rp 975.
ADVERTISEMENT
Dengan jumlah maksimal saham yang dilepas ke publik sebanyak 29,85 persen atau setara 25.540.000.000 lembar saham, perusahaan menargetkan memperoleh dana segar Rp 15 triliun hingga Rp 25 triliun.