MNC Bank Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris

kumparanBISNIS

20 Juli 2022 14:49 WIB

waktu baca 2 menit

PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) atau MNC Bank menunjuk 3 direktur baru dan 2 komisaris dalam jajaran perusahaan. Keputusan tersebut diambil melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Rabu (20/7).

Dalam RUPST tersebut pemegang saham menyetujui pengangkatan Rita Montagna Siahaan sebagai presiden direktur, Denny Setiawan Hanubrata sebagai wakil presiden direktur, Reinard Y. Seno Setiaji sebagai direktur kepatuhan, dan Frederikus P. Weoseke sebagai komisaris independen.

Perseroan juga telah menerima pengunduran diri Mahdan sebagai presiden direktur. Mahdan akan mengemban tugas selaku komisaris perseroan.

Pengangkatan dan pergantian jajaran Komisaris dan Direksi MNC Bank ini merupakan salah satu strategi perseroan untuk memperkuat struktur organisasi serta meningkatkan tata kelola perusahaan.

"Kami yakin dengan jajaran komisaris dan direksi yang baru, bisnis MNC Bank akan tumbuh lebih pesat. Dengan begitu, MNC Bank bisa memberikan pelayanan yang lebih maksimal kepada nasabah. kata Direktur MNC Bank Hermawan dalam keterangan tertulis, Rabu (20/7).

Pada acara yang sama, pemegang saham juga menyetujui Laporan Tahunan Direksi Perseroan, Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan, Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2021, serta Penggunaan Laba tahun 2021 yang seluruhnya dibukukan sebagai laba ditahan.

Selama 2021 MNC Bank meraih banyak capaian positif. Salah satunya di bidang tata kelola, MNC Bank memperoleh Peringkat Komposit 2 (PK-2) atau baik dalam Penilaian Tingkat Kesehatan Bank (PTKB) per Desember 2021 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Capaian ini menunjukkan bahwa MNC Bank menjalankan proses perbankan secara prudent dan mengedepankan tata kelola atau good corporate governance, sehingga mampu menjaga kinerja positif selama tahun 2021," terangnya.

MNC Bank tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp 12,8 miliar sepanjang 2021, meningkat 23,57 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibanding 2020 sebesar Rp 10,4 miliar. Hal ini didorong oleh kenaikan pendapatan bunga, dari Rp 969,8 miliar menjadi Rp 979,9 miliar atau naik 1,05 persen dari tahun sebelumnya, dan penurunan Cost of Fund, yang menghasilkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 427,5 miliar, tumbuh 10,9 persen dibandingkan Rp 385,3 miliar pada tahun 2020.