Modal Asing Kabur Rp 2,99 Triliun dalam Sepekan

18 September 2021 12:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas membersihkan area ruang utama berlatar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/9). Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas membersihkan area ruang utama berlatar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/9). Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) melaporkan selama periode 13-17 September 2021, aliran modal asing yang kabur dari Indonesia tercatat sebesar Rp 2,99 triliun. Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono merinci, nilai tersebut terdiri dari jual neto di pasar Surat Berharga Negara atau SBN sebesar Rp 4,03 triliun, dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 1,04 triliun. Sedangkan secara year to date, aliran modal asing tercatat masuk sebesar Rp 18,21 triliun.
ADVERTISEMENT
“Berdasarkan data transaksi 13-16 September 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp 2,99 triliun,” ujar Erwin dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, Sabtu (18/9).
Seiring dengan masuknya dana asing, maka premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 66,68 bps per 16 September 2021 dari sebelumnya 66,02 bps per 10 September 2021.
Sementara tingkat imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun naik ke level 6,14 persen. Sedangkan yield surat utang AS atau US Treasury 10 tahun turun di level 1,338 persen.
Kepala Departemen Komunikasi, Erwin Haryono (dua dari kanan) melakukan jumpa pers di Gedung BI, Jakarta (9/8). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Adapun pada Kamis (16/9), nilai tukar rupiah ditutup pada level (bid) Rp 14.250 per dolar Amerika Serikat. Kemudian pada Jumat (17/9), rupiah dibuka pada level yang sama (bid) Rp 14.250 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III September 2021, perkembangan harga pada September 2021 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,01 persen (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi September 2021 secara tahun kalender adalah sebesar 0,85 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,65 persen (yoy).
Penyumbang utama inflasi September 2021 sampai dengan minggu ketiga yaitu komoditas daging ayam ras sebesar 0,03 persen (mtm), minyak goreng sebesar 0,02 persen (mtm), sawi hijau, bayam, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain telur ayam ras sebesar -0,07 persen (mtm), bawang merah, cabai rawit dan cabai merah masing-masing sebesar -0,03 persen (mtm), serta bawang putih sebesar -0,01 persen (mtm).
ADVERTISEMENT
Erwin mengatakan Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
“BI akan melakukan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” ujarnya.