Modal Ventura Antler Suntik Rp 1,1 T ke Startup Asia Tenggara, Termasuk RI

14 Agustus 2024 15:38 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Dolar-Rupiah Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dolar-Rupiah Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Perusahaan modal ventura global, Antler, hari ini mengumumkan penutupan penggalangan dana sebesar USD 72 juta atau sekitar Rp 1,1 triliun (kurs Rp 15.675 per dolar AS) untuk Asia Tenggara dalam program Antler SEA Fund II. Antler menyuntikkan dana untuk berbagai perusahaan teknologi early-stage di Asia Tenggara, dengan modal pre-launch, pre-seed, dan seed.
ADVERTISEMENT
"Adanya SEA Fund II menandai babak selanjutnya dalam mewujudkan misi Antler guna mendukung para founders dari tahap paling awal hingga pertumbuhan mereka," kata Co-founder dan Managing Partner Antler, Jussi Salovaara, dalam keterangannya, Rabu (14/8).
"Sebagai investor multi-stage global, kami percaya bahwa sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk mulai membangun," lanjutnya.
Dalam waktu 6-9 bulan ke depan, Antler berencana menginvestasikan USD 27 juta di 45 startup tahap awal. Sebagian dari dana tersebut akan digunakan untuk mendukung startup yang dibentuk selama Program Residensi Antler yang diadakan di seluruh Asia Tenggara dan sebesar USD 9 juta atau sekitar Rp 146 miliar telah dialokasikan untuk Indonesia.
Sebelumnya, Antler telah menginvestasikan dananya ke beberapa startup potensial di Indonesia, seperti Gapai, platform pekerjaan global untuk pekerja migran Indonesia; Kora, platform agritech dengan teknologi pascapanen; serta Brick, platform keuangan terbuka dan penyedia API terpadu.
ADVERTISEMENT
Antler SEA Fund II didukung oleh limited partners (LP) global dan regional, dengan komponen dana lebih dari 50 persen berasal dari investor institusi, termasuk di antaranya pengelolaan dana kekayaan negara (sovereign wealth funds), pengelola dana pensiun (pension funds), dan dana abadi universitas (university endowment).
Penutupan pengumpulan dana ini berlangsung bersamaan dengan peningkatan minat investor terhadap investasi tahap awal. Hal ini didorong oleh percepatan digitalisasi, pertumbuhan kelas menengah, dan prospek ekonomi yang kuat di wilayah tersebut.
Data dari Preqin menunjukkan, peningkatan signifikan dalam investasi tahap awal global, dengan ukuran kesepakatan pendanaan tahap seed (benih) meningkat sebesar 112 persen, sementara peningkatan kesepakatan pendanaan tahap Seri A naik dengan rata-rata 31 persen.
Dalam upaya mendukung para founder dari tahap paling awal hingga pertumbuhan, Antler telah memperkenalkan ARC (Agreement for Rolling Capital), sebuah inisiasi penggalangan dana baru untuk founder startup early-stage untuk mendapatkan modal hingga 600.000 dolar AS (Rp9,7 miliar), termasuk investasi awal, pro-rata follow-on, dan ARC, dalam kurun sembilan bulan pertama siklus hidup perusahaan.
ADVERTISEMENT
Antler juga akan terus menginvestasikan hingga USD 10 juta modal pengembangan dalam startup tahap growth-stage dari Seri A ke atas melalui dana pertumbuhan barunya, yaitu Antler Elevate. Secara global, Antler telah berinvestasi di lebih dari 1.000 startup di berbagai industri dan teknologi.
Dana sebesar USD 285 juta atau sekitar Rp 4 triliun akan diinvestasikan secara global di perusahaan-perusahaan unggulan, termasuk yang berada dalam pendanaan tahap awal Antler.
"Kemajuan teknologi dalam AI, akses ke modal, dan perkembangan pasar yang tumbuh subur di Asia Tenggara telah menciptakan ekosistem yang luar biasa untuk inovasi dan berperan dalam lahirnya pemimpin global," kata Jussi.