Morgan Stanley Turunkan Rekomendasi, IHSG Turun ke Level Terendahnya di 2024

13 Juni 2024 7:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Refleksi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/9). Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Refleksi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/9). Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Lembaga keuangan Amerika Serikat (AS), Morgan Stanley, menurunkan rekomendasinya untuk saham-saham di Indonesia menjadi underweight. Pandangan underweight tersebut memberikan sentimen negatif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
ADVERTISEMENT
Pada perdagangan Rabu (12/6), IHSG melemah 5,59 poin atau 0,08 persen ke level 6.850,097. Selama tahun 2024, IHSG anjlok 5,81 persen secara year-to-date (ytd).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) Rp 10,81 triliun sepanjang 2024.
“Dua hal yang disorot Morgan Stanley adalah penguatan dolar AS terhadap rupiah dan masalah kebijakan fiskal merupakan faktor utama penurunan IHSG. Walaupun penurunan IHSG hanya 0,08 persen,” ujar Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy kepada wartawan, Kamis (13/6).
Menurut Irvan, penguatan mata uang dolar AS tidak hanya terjadi terhadap rupiah saja. Beberapa mata uang negara lain juga mengalami penurunan.
“BEI sedang dalam proses menyiapkan beberapa hal baru yang akan kita luncurkan dalam tahun ini seperti short selling, single stock futures dan put warrant (structured warrant),” kata Irvan.
ADVERTISEMENT
“Kami berharap ini bisa menambah pilihan instrumen trading bagi para investor,” tambahnya.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mencicip makanan saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024). Foto: Sulthony Hasanuddin/Antara Foto

Morgan Stanley Singgung Makan Siang Gratis

Rekomendasi Morgan Stanley menjadi underweight berlaku dalam portofolio investasi Morgan Stanley untuk pasar Asia dan pasar negara berkembang.
Mengutip Bloomberg, Rabu (12/6), Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto dinilai Morgan Stanley menimbulkan beban fiskal yang besar. Dengan demikian, prospek pendapatan Indonesia juga memburuk.
“Janji kampanye Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto – seperti usulan pemerintah menyediakan makan siang dan susu gratis untuk pelajar, dapat menimbulkan 'beban fiskal yang besar'," tulis ahli strategi termasuk Daniel Blake dalam catatan tanggal 10 Juni.
Penurunan rekomendasi itu dipengaruhi oleh kebijakan fiskal Indonesia dan penguatan dolar AS yang menimbulkan risiko investasi saham di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Kami melihat ketidakpastian jangka pendek mengenai arah kebijakan fiskal di masa depan serta beberapa kelemahan di pasar Valas di tengah masih tingginya suku bunga AS dan prospek dolar AS yang kuat,” tulis Morgan Stanley.
Bloomberg menilai, perubahan sikap Morgan Stanley ini terjadi ketika dolar AS mulai menunjukkan tren yang lebih tinggi menjelang keputusan suku bunga The Fed di hari Rabu waktu setempat.