MRT Jakarta-Bekasi Masuk Tahap Finalisasi, Mulai Dibangun Tahun 2024

17 Februari 2023 14:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengecek kondisi rangkaian MRT di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (6/12/2022).  Foto: Indrianto Eko Suwarso/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengecek kondisi rangkaian MRT di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (6/12/2022). Foto: Indrianto Eko Suwarso/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Proyek pembangunan MRT Fase 3A yang menghubungkan Tomang dan Medan Satria, Kabupaten Bekasi kini sudah memasuki tahap finalisasi. Pembangunan bakal dimulai tahun depan 2024.
ADVERTISEMENT
"(Pembangunan) dimulai 2024, dimulai finalisasinya di 2023," kata Gubernur Kawa Barat, Ridwan Kamil, seusai menghadiri penandatanganan MoU pembangunan MRT antara Pemprov Jabar dan DKI Jakarta di Gedung Sate, Bandung, Jumat (17/2).
"Mudah-mudahan (pembangunan selesai) dalam hitungan tahun yang tidak terlalu lama, maka kita harapkan puluhan ribu warga kota Bekasi yang biasa naik mobil bisa beralih ke transportasi massal," lanjut Kang Emil, sapaan akbar Ridwan Kamil.
Pembangunan Fase 3A ini bakal menghubungkan DKI Jakarta langsung ke wilayah Bekasi. Akan ada sekitar 21 stasiun dari Tomang, Jakarta Barat, hingga Medan Satria, Kabupaten Bekasi dengan panjang pengerjaan rute 24,527 km.
Terkini, Pemprov DKI Jakarta dan Jawa Barat telah menyepakati jumlah trase dan stasiun pemberhentian yang meliputi Tomang, Grogol, Roxy, Petojo, Cideng, Thamrin, Kebon Sirih, Kwitang, Senen, Galur, Cempaka Baru, Sumur Batu, Pakulonan Barat, Pakulonan Timur, Perintis, Pulogadung, Penggilingan, Cakung Barat, Pulo Gebang, Ujung Menteng, hingga Medan Satria.
Bus TransJakarta melintas di dekat pembongkaran jalur trem peninggalan kolonial Belanda, di lokasi proyek MRT Jakarta fase 2A di kawasan Jalan Gajah Mada, Jakarta, Jumat (11/11/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Dengan jarak dari perbatasan DKI ke Bekasi ujungnya, kota Bekasi kan harus menyediakan Depo nya, nah Depo nya ini sedang dalam alternatif-alternatif mana yang paling memadai dan tersedia lahanya, kira-kita begitu," tutur Emil.
ADVERTISEMENT
Meskipun pembangunan ini menggunakan pinjaman dana dari Japan International Cooperation Agency (JICA), namun kedua pemerintah daerah tetap barus mengucurkan dana dari APBD masing-masing, khususnya untuk pembebasan lahan.
Untuk itu, Pemprov Jabar bakal segera mendata wilayah mana saja yang bakal di relokasi dan menyiapkan penlok. Setelah selesai, baru kedua pemerintah daerah akan menyepakati skema pembiayaan.
"Angka nya belum bisa kami sampaikan karena masih dalam proses pemilihan bentuk-bentuk lokasi yang nantinya berkonsekuensi pada anggaran," ujarnya.