MRT Jakarta Gunakan Sistem Persinyalan Canggih Buatan Nippon Signal

12 Desember 2019 15:50 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Kantor Nippon Signal, Jepang. Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Kantor Nippon Signal, Jepang. Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Persinyalan menjadi sistem yang tidak bisa dianggap remeh dalam dalam menjalankan kereta. Salah sedikit dalam mengatur persinyalan bisa membuat kendala dalam perjalanan kereta seperti terlambat datang sampai kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Salah satu perusahaan yang mengatur persinyalan kereta di Jepang adalah Nippon Signal. Tak hanya persinyalan di Jepang, Nippon Signal juga mengatur persinyalan di beberapa negara lain termasuk di MRT Jakarta.
Chief Executive Manager Kuki Plant Nippon Signal, Hiroyuki Mikuni mengatakan, tidak mudah dalam mengatur persinyalan di kereta. Menurutnya harus ada kerja sama yang baik dengan perusahaan atau operator persinyalan lainnya.
“(Cara mengatur) Ada kompatibilitas. Sebagai contoh Shinkansen ada 2 perusahaan yang memegang persinyalannya salah satunya Nippon Signal. Kedua perusahaan ini mempunyai kompatibilitas yang sempurna,” kata Hiroyuki di Kantor Nippon Signal, Jepang, Kamis (12/12).
Suasana di Kantor Nippon Signal, Jepang. Foto: Moh Fajri/kumparan
Kantor Nippon Signal dilengkapi dengan contoh proses mengatur persinyalan saat kereta berjalan. kumparan melihat bagaimana mereka menjalankan kereta dengan sistem persinyalan yang dimiliki dalam sebuah maket.
ADVERTISEMENT
Maket tersebut terdiri dari replika rel, rambu-rambu sampai gerbong kereta yang bisa dijalankan. Kereta yang digerakkan tersebut bisa berhenti berdasarkan persinyalan yang ada termasuk diberhentikan saat rambu lampu merah menyala.
Hiroyuki mengungkapkan ada 2 perusahaan khusus persinyalan selain Nippon Signal yang mengatur 40 persen sistem di Jepang. Sementara 60 persen sisanya dikerjakan oleh perusahaan yang bukan spesialis persinyalan.
Ia menegaskan semua perusahaan setidaknya harus berkoordinasi agar prosesnya bisa lancar. Mengenai pembagian persinyalan, Hiroyuki mengatakan semua bisa diatur sesuai blok atau stasiun. Pembagian tersebut tentu berdasarkan pembicaraan juga dengan operator kereta.
Kereta MRT memasuki Stasiun Fatmawati, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
“Jadi walaupun satu perusahaan tapi dibagi per satu blok, area gitu. Bukan per perusahaan tapi per blok atau per stasiun,” ujar Hiroyuki.
ADVERTISEMENT
Hiroyuki mengungkapkan dengan sistem yang baik itu hampir tidak pernah terjadi kecelakaan kereta di Jepang karena persinyalan. Kendala atau kecelakaan yang terjadi biasanya berada di perlintasan sebidang saat ada mobil yang nekat menerobos dan kereta belum sempat mengerem secara mendadak.
“Jadi masalah paling banyak di sinyal ini tidak sampai kecelakaan karena kita menerapkan fail safe. Walaupun salah masih aman. Jadi ketika ada trouble paling mengakibatkan keterlambatan kereta, tapi tetap masih aman,” tutur Hiroyuki.