Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Moda Raya Terpadu (MRT) sudah menjadi salah satu moda transportasi pilihan di ibu kota. Hal itu bisa dilihat dari jumlah penumpang yang melebih target awal. Mulanya, tahun ini MRT Jakarta ditargetkan mendapatkan penumpang 65.000 orang setiap hari. Namun, sampai saat ini rata-rata penumpang sudah mencapai 90.000 orang per hari.
ADVERTISEMENT
Berbagai layanan baru bakal disiapkan untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat pengguna MRT. Direktur Keuangan dan Manajemen Korporasi PT MRT Jakarta, Tuhiyat mengungkapkan, fasilitas yang saat ini dimatangkan adalah kawasan Transit Oriented Development (TOD). Rencananya ada 5 TOD yang dikembangkan dari MRT Fase I Bundaran HI-Lebak Bulus.
“Mana saja 5 kawasan itu yang pertama di kawasan Dukuh Atas diawali peresmian oleh Pak Gubernur,” kata Tuhiyat saat penyampaian materi dalam MRT Journalist Fellowship Program 2019 di Kantor MRT, Jakarta, Selasa (19/11).
Kawasan Dukuh Atas setidaknya saat ini sudah mulai tersambung dengan kereta bandara dan commuter line. Tuhiyat mengatakan, di kawasan Dukuh Atas juga direncanakan dibangun rumah susun terpadu. Berbagai fasilitas yang mendukung juga akan terus dikembangkan.
ADVERTISEMENT
“Ini Taman Dukuh Atas sudah seperti itu sekarang. Nanti akan terus menunggu waktu. Kita akan KBT (Kawasan Berorientasi Transit) kan dengan Istora Senayan karena itu kawasan elite, kawasan sentral di sini. Jadi kalau mau ada apa di SCBD itu nanti terkoneksi semua,” ujar Tuhiyat.
Kawasan Istora Senayan yang disasar sebagai kawasan TOD akan menghubungkan wilayah mulai dari Semanggi, Ratu Plaza, Hotel Mulya, Jalan Asia Afrika, sampai SCBD.
Selain Dukuh Atas dan Istora Senayan, kawasan berikutnya yang bakal dikembangkan TOD adalah Blok M. Tuhiyat menjelaskan, MRT Jakarta sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait demi kelancaran konsep yang disiapkan.
Rencananya wilayah yang dikelola sebagai TOD meliputi dari area m bloc sampai Pasaraya atau Blom M Square.
ADVERTISEMENT
“Yang keempat di kawasan Fatmawati karena ini untuk menampung selatan. Penumpang dari selatan dan terakhir di Lebak Bulus,” ungkap Tuhiyat.
Tuhiyat menjelaskan dari 5 lokasi tersebut konsepnya tidak semuanya sama. Ada lokasi yang bisa didirikan perumahan, tetapi ada juga yang hanya dikembangkan seperti adanya taman.
Ia memastikan Fatmawati dan Lebak Bulus menjadi kawasan yang memungkinkan didirikan perumahan. “Di sini (Lebak Bulus) akan banyak vertical building. Kemudian Fatmawati ini pusat selatan, kota progresif sifatnya karena menampung dari arah Cinere dan sebagainya. Bagaimana dia di-setup juga ada kawasan vertikal, juga kawasan taman,” terang Tuhiyat.
Sementara itu, kawasan Blok M bakal diperbaiki juga dengan tambahan taman. Tuhiyat mengatakan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Pemprov DKI mengenai taman yang direvitalisasi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, di taman yang terhubung tersebut bakal dijadikan sebagai tempat perpustakaan yang diharapkan bisa memanjakan masyarakat.
Untuk di Dukuh Atas, Tuhiyat membeberkan segala sesuatunya sudah disiapkan termasuk pembangunan rusun. Menurutnya sudah ada pihak-pihak yang tertarik berpartisipasi.
“Kalau ini (Istora Senayan) menjadi beranda istilahnya karena kalau ada orang lihat pertandingan dan sebagainya itu akan di sini,” terang Tuhiyat.
Lebih lanjut, Tuhiyat menargetkan rencana TOD tersebut bakal selesai pembangunannya dalam jangka waktu 1 sampai 5 tahun. Namun, waktu mulai pembangunan masih menunggu Peraturan Gubernur (Pergub) dan Panduan Rancang Kota (PRK) yang akan dikeluarkan oleh Pemprov DKI.
Sebab, kata Tuhiyat, dalam membangun rusun atau menata kawasan harus ada peraturan yang bisa dijadikan pijakan. Tuhiyat belum bisa memastikan kapan peraturan itu bakal keluar. Ia membeberkan, kalau TOD sudah berjalan bakal ada potensi dana yang didapatkan sampai Rp 240 triliun.
ADVERTISEMENT
“Rp 240 triliun itu kan totalnya untuk 5 kawasan kurang lebih dibagi 5. Rata-rata paling tinggi sekali ada di Dukuh Atas karena sentral,” ungkap Tuhiyat.
Tuhiyat mengakui seharusnya pembangunan TOD dilakukan berbarengan dengan kontruksi MRT Jakarta . Namun, ia tidak mempermasalahkan di Fase I harus dibangun secara bergantian. Tuhiyat hanya memastikan untuk Fase II akan dilakukan secara bersamaan proses pembangunannya.
“Kita ada pengalaman di Fase I, akan kita lakukan di Fase II,” tutur Tuhiyat.