MT Parigi, Kapal PIS Buatan Lokal yang Melaut di Singapura Bawa BBM ke RI

7 Februari 2024 14:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal tanker Parigi milik PT Pertamina International Shipping (PIS) yang berada di lautan Singapura untuk mengangkut BBM ke Indonesia, Sabtu (27/1/2024). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapal tanker Parigi milik PT Pertamina International Shipping (PIS) yang berada di lautan Singapura untuk mengangkut BBM ke Indonesia, Sabtu (27/1/2024). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meski jangkar sudah menancap di kedalaman 30 meter, kapal tanker Parigi masih bergerak perlahan mengikuti angin dan gelombang laut. Menunggu sandar di pelabuhan untuk angkut BBM demi ketahanan energi nasional.
ADVERTISEMENT
Kapal tanker berbobot 14.749 gross tonnage (GT) itu baru saja tiba di perairan Singapura, Jumat (26/1/2024) malam, setelah melakukan perjalanan enam hari dari Pelabuhan Wayame di Teluk Ambon, Maluku. Misinya mengangkut BBM pesanan PT Pertamina Patra Niaga (PPN) di Singapura untuk didistribusikan ke Tanah Air.
Sesuai jadwal, kapal akan mengangkut BBM dari kilang Advario Oil Tanking milik Jerman yang tak jauh dari posisi kapal menancapkan jangkar. Sebelum mengangkut BBM, kapal akan sandar dulu di Terminal AWPB Singapore Anchorage.
"Sekarang posisi kapal lagi menunggu untuk sandar dan loading (angkut muatan BBM)," kata Kapten Imam kepada kumparan, Sabtu (27/1/2024) pagi di atas MT Parigi.
MT Parigi menjadi salah satu kapal tanker PT Pertamina International Shipping (PIS) yang berlayar di laut internasional, khususnya di regional Asia Tenggara. Untuk pelayaran kali ini, Pertamina mengangkut kurang lebih 95 ribu barel BBM, setara 15.300 kilo liter (KL).
Kapten MT Parigi PIS Imam Fakhru di perairan Singapura, Sabtu (27/1/2024). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Proses mengangkut BBM sebanyak itu dari kilang ke lambung kapal membutuhkan waktu kurang lebih 24 jam karena ada alur yang dipenuhi. Saat kapal tiba di perairan Singapura, harus menunggu proses pengecekan dari pihak terminal atau pelabuhan.
ADVERTISEMENT
Lalu pihak pelabuhan akan masuk ke kapal untuk memeriksa kondisi tangki di kapal yang harus dipastikan bersih dan siap menampung BBM dengan hitungan per jam akan memuat sekian ribu kiloliter.
Setelah itu, seluruh kru PIS akan menyiapkan tangki untuk menerima muatan. Dalam proses loading itu, dilakukan juga pengambilan sampel di kapal untuk dilaksanakan pemeriksaan lab darat agar pastikan BBM tersebut penuhi kualitas standar Pertamina,” kata Imam.
Setelah selesai loading, dilaksanakan pengukuran massa BBM di kargo yang diterima di kapal. Apabila angka sudah penuhi toleransi, akan dikeluarkan dokumen kargo hingga manifes, dan surat izin kapal meninggalkan pelabuhan Singapura.
Produk BBM yang diangkut, kata dia, sudah dalam bentuk jadi alias tidak perlu lagi diolah di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina yang ada di Indonesia. Hanya saja, biasanya perlu ada penambahan warna untuk membedakan masing-masing jenis BBM seperti Pertamax berwarna biru dan Pertalite warna hijau.
Kru kapal MT Parigi di perairan Singapura, Sabtu (27/1/2024). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
“Karena di sini loading-nya kadang tanpa pewarna. Nah di Indonesia, di TTBM-nya, akan dikasih warna untuk pembeda,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Setelah proses angkut muatan BBM selesai, MT Parigi akan bertolak ke Indonesia pada 2 Februari 2024 pukul 13:17 waktu setempat. Total waktu yang dihabiskan untuk angkut muatan BBM sejak kapal menancapkan jangkar hingga keluar Pelabuhan Singapura butuh hampir 7 hari lamannya.
Kapal MT Parigi milik PIS di perairan Singapura, Sabtu (27/1/2024). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Untuk perjalanan pulang ke Pelabuhan Wayame, Kapal Parigi ini juga butuh waktu yang lama. Diperkirakan tiba di sana pada 9 Februari 2024 pukul 10:00 WIB. Jadi, keseluruhan butuh waktu kurang lebih 20 hari.
“Untuk bongkar muatan, biasanya di seluruh wilayah Indonesia, tergantung kebutuhan dan di mana saja yang stok BBM lagi kritis atau kurang,” ujarnya.
Di lokasi yang sama, Direktur Crude and Petrolium Tanker PIS Brilian Perdana mengatakan MT Parigi memang bertugas untuk bolak-balik Indonesia-Singapura atau Indonesia-Malaysia untuk membeli BBM demi memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri.
Direktur Crude and Petrolium Tanker PT Pertamina International Shipping (PIS) Brilian Perdana di belakang MT Parigi milik PIS di perairan Singapura, Sabtu (27/1/2024). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
MT Parigi merupakan kapal kargo buatan dalam negeri. Dibuat pada 2014 oleh PT Anggrek Hitam di Batam dan mulai dipakai PIS pada 2017 hingga saat ini di bawah bendera Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hingga Desember 2023, PIS tercatat memiliki 95 kapal milik dan mengoperasikan sebanyak 315 kapal tanker. Ini sekaligus menjadikan PIS sebagai perusahaan dengan pengelolaan pengoperasian kapal terbesar di Asia Tenggara.
Armada tanker kebanggaan PIS yang diawaki oleh para perwira bertalenta, juga menorehkan sejumlah prestasi dengan sukses berlayar di rute-rute internasional. Sepanjang 2023, PIS telah berlayar di 50 rute internasional yang terdapat di 5 benua dunia.