Mudik Kembali Normal, Perputaran Uang di Daerah Diprediksi Mencapai Rp 92,3 T

17 April 2023 12:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi uang rupiah. Foto: Aditia Noviansyah
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang rupiah. Foto: Aditia Noviansyah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak adanya lagi aturan pembatasan atau PPKM pada periode mudik lebaran tahun ini diprediksi akan mengerek perekonomian daerah. Jumlah pemudik diprediksi tahun ini diperkirakan akan naik 14,2 persen atau mencapai 123,8 juta orang dibanding tahun lalu sebanyak 85,5 juta orang.
ADVERTISEMENT
Seperti kebiasaan sebelumnya, selain pulang ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga, para pemudik akan melakukan perjalanan ke berbagai destinasi wisata di Indonesia, mengingat masa libur bersama yang demikian panjang sehingga dapat dimanfaatkan untuk menikmati kebersamaan keluarga.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, mengatakan dengan melonjaknya pemudik perputaran uang di daerah selama lebaran tahun ini diprediksi mencapai Rp 92,3 triliun.
"Jumlah tersebut dihitung dari jumlah pemudik sebesar 123,8 juta orang atau setara dengan 30.752.000 keluarga. Jika setiap keluarga membawa uang rata rata Rp 3.000.000, maka perputaran uangnya sebesar tersebut di atas. Ini dihitung rata rata paling minimal, masih berpeluang di atas itu," Sarman dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/4).
ADVERTISEMENT
Menurut dia, perputaran uang tersebut akan akan menyebar di sektor usaha transportasi darat (bus, rental, kereta api, mobil pribadi, motor), laut (kapal laut), dan udara (pesawat). Selain itu sektor kuliner, hotel/penginapan, restoran, kafe, destinasi wisata, UKM makanan khas daerah dan penjual suvenir, warung dan toko di daerah dan berbagai produk unggulan daerah.
Adapun perputaran uang tersebut di dominasi di Pulau Jawa, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, dan Jabodetabek sebesar 62,5 persen dengan jumlah pemudik sebanyak 77,3 juta orang atau setara 19.325.000 keluarga.
Sementara sisanya, akan menyebar ke wilayah Sumatera, Kalimantan, Bali/Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, dan Papua.
Sarman mengatakan, dengan potensi perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif dan bergairah dan akan mampu meningkatkan konsumsi rumah tangga dan memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah.
ADVERTISEMENT
Sehingga, target pertumbuhan ekonomi kuartal I 2023 sebesar 5 persen diprediksi dapat tercapai. Pemerintah Daerah sendiri juga akan mendapatkan kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari pajak hotel, restoran, kafe, retribusi masuk destinasi wisata dan lainnya selama musim libur Idul Fitri tahun ini.
"Diharapkan Pemerintah Daerah dapat membantu kelancaran arus mudik dan memastikan para pengusaha di daerah tujuan tidak menaikkan harga yang jor-joran yang membuat para pemudik enggan membelanjakan uangnya," katanya.
Beberapa catatan tersebut seperti tarif masuk ke lokasi wisata, tarif hotel atau penginapan, harga makanan dan minuman, serta harga makanan khas daerah atau oleh-oleh diharapkan tidak mengalami kenaikan yang memberatkan konsumen.
Calon penumpang kereta api memadati Stasiun Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/4/2022). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
"Pelaku usaha di daerah tujuan mudik harus dapat menciptakan pelayanan yang berkesan dan menyenangkan sehingga para pemudik tidak ragu membelanjakan uangnya selama liburan," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Selain perputaran uang, beberapa daerah juga akan mendapatkan perputaran uang tambahan dari kiriman TKI dari luar negeri atau remitansi yang juga mengalami kenaikan menjelang Idul Fitri.
Kiriman TKI tersebut kepada keluarganya di Tanah Air guna persiapan lebaran jumlahnya diperkirakan mengalami kenaikan. Sepuluh provinsi pengirim TKI paling banyak dan akan mendapatkan kiriman remitansi dari para TKI antara lain Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, NTB, Lampung, Bali, Sumut, Banten, Yogyakarta, dan DKI Jakarta.
Adapun hingga tahun 2021, jumlah TKI yang bekerja di luar negeri mencapai 3,2 juta orang. Menurut dia, jika para TKI tersebut mengirimkan uang lebaran kepada keluarganya rata rata Rp 5 juta, maka jumlah remintasi diperkirakan mencapai Rp 16 triliun.
ADVERTISEMENT
Sebagai gambaran, dana remitansi TKI pada sepanjang tahun 2021 mencapai Rp 130 triliun. Bank Indonesia telah mempersiapkan uang tunai sebanyak Rp 195 triliun untuk ditukarkan dengan berbagai pecahan untuk memperlancar masyarakat untuk melakukan transaksi selama liburan Idul Fitri.
Sarman mengatakan, di tengah tekanan kondisi ekonomi global yang tidak pasti, momentum lebaran tahun ini sangat strategis untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan geliat ekonomi di seluruh Tanah Air di masa transisi menuju endemi COVID-19.
"Kita sangat bersyukur bahwa setiap tahun Indonesia memiliki budaya mudik merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman dan menjadikan sebagai perputaran uang terbesar di Indonesia yang diperkirakan mencapai 25 persen dalam setahun," ujarnya.