Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Rencana pendirian Bank Syariah Muhammadiyah itu muncul tak lama setelah PP Muhammadiyah juga berencana akan menarik dana amal usaha dan persyarikatan yang selama ini disimpan di Bank Syariah Indonesia (BSI).
Lalu, apakah rencana pendirian Bank Syariah Muhammadiyah itu sebagai bentuk tandingan BSI?
Pengurus Muhammadiyah di Magelang dan Akademisi Bidang Keuangan Islam UII Yogyakarta, Rifqi Muhammad, menegaskan rencana pembentukan Bank Syariah Muhammadiyah itu bukan sebagai tandingan. Menurutnya, pembentukan bank syariah tersebut sebagai momentum untuk menguatkan ekonomi.
“Tidak ya kalau dikatakan tandingan. Saya kira ini bukan tandingan lah, BSI kan milik negara, ya enggak tandingan lah," ujar Rifqi kepada kumparan, Sabtu (26/12).
Dia melanjutkan, Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Tanah Air telah menjalankan praktik swadaya sejak lama, meski pun masih di level BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah). Seperti yang dimiliki Jawa Tengah yakni Bank Syariah Surya Artha Barokah dan di Yogyakarta memiliki Bank Syariah Bangun Drajat Warga.
ADVERTISEMENT
“Muhammadiyah kan bagian dari masyarakat, kalau pun swadaya ya biasa. Sama seperti kita punya lembaga zakat, Baznas punya negara, kita punya Lazismu,” jelasnya.
Dia pun berharap, nantinya jika Bank Syariah Muhammadiyah terbentuk akan bisa bersinergi dengan BSI. Hal ini akan semakin mendorong keberadaan bank syariah di Indonesia.
“Sama-sama sinergi nantinya, jadi bukan dalam konteks tandingan. Jauh lah itu,” tambahnya.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.