Mulan Jameela Pertanyakan Rencana Penghapusan Premium, Bos Pertamina Menjawab

1 September 2020 6:44 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyanyi Mulan Jameela (tengah) menghadiri pelantikan anggota DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penyanyi Mulan Jameela (tengah) menghadiri pelantikan anggota DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah berencana menghapus dua produk BBM yang selama ini dijual PT Pertamina (Persero) yaitu BBM jenis Premium dan Pertalite. Alasannya karena tidak sesuai dengan aturan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang batasan oktan (RON) BBM yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Rencana ini pun dijelaskan oleh Pertamina dalam rapat dengar pendapat Komisi VII DPR RI, Senin (31/8) siang. Beberapa anggota dewan pun mempertanyakan rencana ini, salah satunya Raden Wulansari atau biasa dikenal dengan nama panggung Mulan Jameela dari Fraksi Gerindra.

Mulan Minta Harga Pertamax Diturunkan, Setara Premium

Dalam sesi pendalaman kemarin, Mulan Jameela mempertanyakan alasan Pertamina yang bakal menghapus BBM Premium dan Pertalite. Hal itu disampaikan Mulan dalam rapat dengar pendapat dengan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.
Dia menyoroti dampak yang akan terjadi kepada masyarakat soal rencana penghapusan dua produk BBM di bawah RON 91 itu. Apalagi saat ini ekonomi masyarakat tengah terdampak wabah corona.
Mantan penyanyi ini meminta Pertamina mengkaji secara mendalam terkait rencana penghapusan BBM Premium dan Pertalite agar tidak menyulitkan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Jika dua produk ini jadi dihapus, maka varian BBM yang akan dijual Pertamina mulai dari RON 92, yakni Pertamax. Mulan pun mengusulkan agar BBM Pertamax bisa diturunkan harganya setara BBM Premium jika kebijakan tersebut jadi diputuskan.
"Sekadar masukan saja dari saya apabila betul dan benar Premium dan Pertalite dihapus, apakah memungkinkan apabila harga Pertamax bisa diturunkan mungkin bisa jadi sama dengan harga Premium? Mungkin Insyaallah itu bisa jadi solusi," ucap Mulan.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati Kunjungi SPBU Kuningan, Senin (3/9). Foto: Abdul Latif/kumparan
Bos Pertamina Beberkan Alasan Rencana Penghapusan Premium dan Pertalite
Sebelumnya, dalam rapat yang digelar mulai pukul 13:00 WIB, Nicke Widyawati menjelaskan tengah mengkaji rencana penghapusan dua produk tersebut.
Peninjauan kembali penggunaan kedua jenis BBM karena ada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nomor 20 Tahun 2017 yang mensyaratkan penggunaan BBM harus di atas RON 91. Itu artinya BBM yang boleh dijual mulai dari Pertamax yang memiliki RON 92.
ADVERTISEMENT
"Ada permen LHK Nomor 20 Tahun 2017 yang mensyaratkan bahwa gasoline ini minimum RON 91, artinya ada dua produk yang kemudian tidak boleh lagi dijual di pasar yaitu Premium dan Pertalite jika mengikuti aturan KLHK," kata Nicke.
Rencana ini masih ditinjau karena porsi konsumsinya paling besar di antara enam jenis BBM yang dijual perusahaan. Per 22 Agustus 2020, penjualan Premium mencapai 24 ribu kilo liter (KL) dan Pertalite sebesar 51,5 ribu KL.
Sedangkan untuk penjualan BBM dengan RON di atas 91 yakni Pertamax dengan RON 92 sebesar 10 ribu KL dan Pertamax Turbo dengan RON 98 sebesar 700 KL.
Petugas melakukan pengisian perdana BBM ke dalam tangki kendaraan roda dua di SPBU. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Di Asia, hanya Indonesia dan Bangladesh yang Pakai Premium
Alasan lain untuk menghapus BBM Premium dan Pertalite ini karena di kawasan Asia, hanya Indonesia dan Bangladesh yang masih menggunakan BBM Premium.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di dunia, hanya ada tujuh negara termasuk Indonesia dan Bangladesh yaitu Kolombia, Mesir, Mongolia, Ukraina, dan Uzbekistan.
Selain itu, rencana penghapusan di bawah RON 91 ini juga karena Indonesia menjadi negara yang menjual varian BBM paling banyak yaitu 6 varian yaitu Solar, Premium, Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, dan Dexlite.
Sedangkan dibandingkan negara lain, rata-rata hanya menjual 2 hingga 3 varian seperti Singapura, Australia, Thailand, Vietnam, dan Malaysia dua varian. Lalu ada India dan Myanmar masing-masing 3 varian. Sedangkan China dan Filipina 4 varian.
"Inilah dasar yang kita jadikan acuan," ujar Nicke.