Muliaman Hadad: Ada 7 BUMN Gabung ke Danantara, Nanti Ada Tambahan

19 November 2024 18:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muliaman Hadad ketika ditemui di Gedung Danantara, Jakarta Pusat pada Selasa (19/11/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Muliaman Hadad ketika ditemui di Gedung Danantara, Jakarta Pusat pada Selasa (19/11/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pengelola Investasi Danantara (BPI Danantara), Muliaman D. Hadad, buka suara soal jumlah perusahaan BUMN yang bergabung ke Danantara.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, saat ini memang ada 7 BUMN yang sudah dipastikan masuk dalam naungan Danantara. Namun, dia mengatakan jumlah tersebut akan bertambah.
"Iya, sementara tujuh ini. Nanti, akan ada waktunya nanti ada tambahan," kata Muliaman ketika ditemui di Gedung Danantara, Jakarta Pusat pada Selasa (19/11).
Adapun sebelumnya 7 BUMN yang disebut masih Danantara yakni PT Bank Mandiri (BMRI) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Tbk, PT Bank Nasional Indonesia (BBNI) Tbk, PT Pertamina, PT PLN , MIND ID, dan PT Telkom Indonesia (TLKM) Tbk.
Muliaman memastikan proses transisi perusahaan-perusahaan BUMN ke Danantara tersebut juga akan dilakukan sesuai prosedur. "Dengan prosedur yang sesuai dengan peraturan undang-undang," katanya.
Ilustrasi Gedung Kementerian BUMN. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Sementara itu, Wakil Ketua BPI Danantara Kaharuddin Djenod menambahkan ketujuh perusahaan BUMN yang akan ditransisi ke Danantara dinilai sudah mewakili seluruh BUMN. Menurut dia, tujuh perusahaan BUMN tersebut menjadi proyek uji coba.
ADVERTISEMENT
"Iya, saya pikir tujuh itu yang mewakili seluruh BUMN dan itu menjadi istilahnya pilot project lah," kata Djenod.
Djenod menyebut Danantara akan menjadi badan pengelola investasi seperti Holding BUMN Singapura, Temasek dan Government of Singapore Investment Corporation (GIC) di Singapura.
Dia mengaku optimistis Danantara bakal menjadi perusahaan raksasa yang dapat menarik investasi baik dalam maupun luar negeri.
"Maka Danantara adalah menggabungkan kedua bentuk, Temasek dengan GIC itu digabungkan menjadi satu bentuk Besar. Di mana ide ini adalah ide Presiden langsung. Dan nama Danantara juga dari Presiden langsung," kata Djenod.