Musim Kemarau, 9.358 Hektare Lahan Sawah Gagal Panen

8 Juli 2019 12:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petani berdiri di tengah sawahnya yang mengalami kekeringan di Desa Kademangaran, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (24/6). Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petani berdiri di tengah sawahnya yang mengalami kekeringan di Desa Kademangaran, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (24/6). Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
ADVERTISEMENT
Musim kemarau yang terjadi saat ini cukup ekstrem. Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan musim kemarau akan terjadi hingga September 2019. Sementara puncaknya, terjadi pada Agustus bulan depan.
ADVERTISEMENT
Wilayah yang terancam kekeringan antara lain Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Data Kementerian Pertanian (Kementan) menunjukkan setidaknya ada 102.746 hektare lahan yang mengalami kekeringan, terjadi di 100 kabupaten dan kota di tiga wilayah itu.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Sumardjo Gatot Irianto, mengatakan imbas dari kekeringan itu menyebabkan 9.358 hektare lahan sawah di Jawa dan Nusa Tenggara mengalami gagal panen (puso).
"Catatan saya 9.358 hektare," kata Gatot di Gedung Kementan, Jakarta, Senin (8/7).
Adapun puso itu meliputi Jawa Barat seluas 624 hektare, Jawa Tengah seluas 1.893 hektare, DI Yogyakarta seluas 1.757 hektare, Jawa Timur 5.069 hektare, dan NTT seluas 15 hektare.
Gatot melanjutkan, luas lahan tanaman padi yang bisa mengkompensasi puso itu setidaknya membutuhkan 670 ribu hektare. Adapun potensi lahan itu menurut dia ada di wilayah Sulawesi, Sumatera, dan Kalimantan.
Warga mengumpulkan jerami kering di persawahan desa Malebo, Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (24/6). Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin
"Kalau ini dikerjakan 3/4 aja udah dahsyat itu," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Gatot mengatakan saat ini Kementan juga tengah mengantisipasi lahan yang belum puso, caranya dengan mencari sumber air baru, pipanisasi, serta pemanfaatan embung dan pompa untuk pengairan.
"Itulah makanya Dandim minta datang dan Kasad setuju. Aktif irigasi kekeringan itu," katanya.
Pada tahun 2015-2019, ada sebanyak 11.654 embung dan 4.042 irigasi perpompaan yg dibangun. Sedangkan alokasi pompa 2015-2018 sebanyak 93.680 unit. Usulan pompa air di daerah terdampak kekeringan mencapai 19.999 unit.