Nasabah KUR BRI, Sate Klathak Pak Pong Jadi Primadona Wisata Kuliner Yogyakarta

16 April 2024 16:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sate Klatak Pak Pong, kuliner legendaris Yogyakarta. Foto: Dok. BRI
zoom-in-whitePerbesar
Sate Klatak Pak Pong, kuliner legendaris Yogyakarta. Foto: Dok. BRI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berkunjung ke Yogyakarta rasanya kurang lengkap jika tak mencicipi kuliner legendarisnya. Dari sekian banyak destinasi wisata kuliner di Yogyakarta, Sate Klathak Pak Pong adalah salah satu yang menjadi favorit.
ADVERTISEMENT
Sebelum berkembang seperti saat ini, Sate Klathak Pak Pong, yang dirintis sejak tahun 1997, hanya berupa sebuah kios kecil berukuran 6x6 meter di pinggir jalan daerah Jejeran, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Nama Pak Pong sendiri berasal dari bahasa Jawa, yakni “jempong”, yang berarti orang yang suka bangun tidur siang. Saat kecil, pemilik Sate Klathak Pak Pong, Dzakiron, sering bangun tidur di siang hari sehingga ia dipanggil “Pong” oleh sang ayah.
Dari situlah nama Sate Klathak Pak Pong lahir, hingga banyak warga sekitar yang lebih mengenal Dzakiron sebagai Pak Pong, ketimbang nama aslinya.

Raup omzet puluhan juta per bulan

Sate Klatak Pak Pong, kuliner legendaris Yogyakarta. Foto: Dok. BRI
Pak Pong mengaku, daging yang digunakan untuk pembuatan sate klathak di tempatnya berasal dari kambing-kambing yang disembelih sendiri setiap hari.
ADVERTISEMENT
“Di hari-hari biasa, kami bisa menyembelih 20-30 ekor kambing sehari. Sementara saat akhir pekan maupun momen libur panjang, seperti lebaran, kami bisa menyembelih hingga 40-50 ekor kambing sehari. Dengan jumlah tersebut, kami bisa meraih omzet sekitar Rp 35-50 juta per bulan,” ujarnya.
Pak Pong mengatakan, rumah makan miliknya kerap dijadikan tempat buka bersama saat Ramadan, dan jumlah pengunjung semakin membeludak menjelang Lebaran.
“Mungkin karena di akhir-akhir Ramadan sudah mulai banyak orang yang mudik ke Yogyakarta, sehingga setiap H-5 lebaran, Sate Klathak Pak Pong selalu ramai sampai H+10 lebaran. Tak jarang, omzetnya bisa mencapai Rp 50 juta per bulan,” lanjut Pak Pong.
Selain sate klathak, tempat makan Pak Pong juga menawarkan menu lain yang tak kalah lezat dan, tentunya, banyak diburu pelanggan, yaitu krenyos dan tengkleng kambing.
ADVERTISEMENT
Saking melegendanya, Sate Klathak Pak Pong bisa membuat pelanggannya rela mengantre hingga dua jam. Karena tempat duduk yang terbatas, tidak jarang pengunjung harus berdiri sampai ada kursi yang kosong.

KUR BRI bantu kembangkan Sate Klathak Pak Pong

Pak Pong tentu harus bekerja keras untuk mengembangkan tempat makan miliknya. Terlebih lagi, banyak warung makan di Yogyakarta yang menjajakan sate klathak sebagai menu utamanya.
“Untuk mengembangkan usaha kuliner ini, pada tahun 2000, saya memberanikan diri pinjam modal usaha ke KUR BRI,” ungkapnya.
Pinjaman modal tersebut ia gunakan untuk membeli tanah dan membangun tempat untuk Sate Klathak Pak Pong.
“Pada tahun 2010, lewat fasilitas KUR BRI, saya meminjam modal usaha lagi untuk membeli tanah dan mendirikan bangunan permanen untuk Sate Klathak Pak Pong pusat yang beroperasi sampai sekarang,” tutur Pak Pong.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari mengatakan bahwa sesuai dengan amanah pemerintah, program KUR bertujuan meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif, meningkatkan kapasitas daya saing UMKM, dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
“BRI mendapatkan kuota penyaluran KUR terbesar pada tahun 2024, yakni sebesar Rp 165 triliun. BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp 27,2 triliun sepanjang Januari-Februari 2024 kepada 561.000 debitur. Jika dihitung, penyaluran tersebut sekitar 16,5 persen dari total jatah KUR yang disalurkan BRI tahun ini,” jelasnya.
Dengan realisasi KUR awal tahun 2024, BRI optimistis bisa mencapai target dari penyaluran KUR tahun ini dengan menerapkan strategi bisnis berkelanjutan.
Strategi bisnis mikro BRI di tahun 2024 akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan. BRI, sebagai bank yang berkomitmen kepada UMKM, telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi.
ADVERTISEMENT