Nasib Boeing 737 MAX Usai Diizinkan Terbang Lagi oleh FAA

22 November 2020 10:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puluhan pesawat Boeing 737 MAX yang dilarang terbang terlihat diparkir di Bandara Internasional Grant County di Moses Lake, Washington, AS, Selasa (17/11). Foto: Lindsey Wasson/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Puluhan pesawat Boeing 737 MAX yang dilarang terbang terlihat diparkir di Bandara Internasional Grant County di Moses Lake, Washington, AS, Selasa (17/11). Foto: Lindsey Wasson/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pesawat Boeing 737 MAX telah diizinkan terbang kembali oleh Otoritas penerbangan sipil Amerika Serikat (FAA) pada Rabu (18/11). Pesawat ini sempat dilarang terbang sejak Maret 2019 setelah terjadinya 2 kecelakaan 737 MAX, yakni Lion Air di 2018 dan Ethiopian Airlines di 2019 yang merenggut 346 korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Lalu, apakah diperbolehkannya pesawat tersebut terbang kembali membuat Boeing 737 MAX langsung bisa mengudara di Indonesia? Berikut ini informasi selengkapnya:

Boeing 737 Max Resmi Diizinkan Terbang Lagi

Dikutip dari Wall Street Journal (WSJ), Kamis (19/11), FAA mengizinkan Boeing untuk melanjutkan pengiriman pesawat 737 MAX ke pemesannya dan diperbolehkan membawa penumpang. FAA juga mengizinkan Boeing untuk menunda beberapa perbaikan wajib dan penundaan persyaratan pelatihan tambahan untuk pilot hingga peluncuran kembali Boeing 737 MAX di awal 2021.
Kepala FAA, Steve Dickson memperkirakan, dalam beberapa hari ke depan, otoritas penerbangan sipil di luar AS bakal memberikan izin untuk Boeing 737 MAX mengudara lagi.
Suasana di dalam pesawat Boeing 737 max 8. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Otoritas di Eropa disebut akan mengizinkan Boeing 737 MAX mengudara pada akhir 2020, sementara Kanada akan memberikan izin dalam waktu dekat. Meski bakal memberikan lampu hijau, Kanada akan melakukan penilaian secara independen serta mensyaratkan beberapa hal baru untuk pelatihan pilot dan penanganan kondisi darurat.
ADVERTISEMENT

Kemenhub Tak Langsung Izinkan Boeing 737 Max Terbang di Indonesia

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Novie Riyanto, mengatakan bahwa FAA sudah menerbitkan resertifikasi terhadap pesawat jenis itu pada Rabu (18/11).
Kendati demikian, Novie mengatakan Kemenhub tak serta merta langsung mengizinkan Boeing 737 Max untuk mengudara di Indonesia.
Kemenhub terlebih dahulu akan melakukan uji kelayakan untuk memastikan keamanan pesawat tersebut. Sehingga insiden jatuhnya pesawat yang menewaskan banyak orang tak kembali terulang.
Novie Riyanto. Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan
Kemenhub juga sudah berkoordinasi dengan FAA untuk mendapatkan berbagai pertimbangan saat akan mengizinkan kembali Boeing 737 Max mengangkut penumpang. Selain itu, akan berdiskusi dengan berbagai otoritas dan maskapai penerbangan di negara lain yang sama-sama menggunakan jasa Boeing 737 Max.
ADVERTISEMENT

Garuda Belum Prioritaskan Pengoperasian Kembali Boeing 737 Max

Manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) belum memprioritaskan pengoperasian kembali pesawat Boeing 737 MAX yang dilarang terbang sementara (grounded) meski Otoritas penerbangan sipil Amerika Serikat (FAA) telah mengizinkan pesawat jenis ini terbang.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan, untuk bisa mengoperasikan pesawat tersebut, pihaknya membutuhkan penyesuaian aturan-aturan maupun persetujuan dari otoritas penerbangan RI. Namun, dia juga melihat saat ini belum tepat pesawat itu diterbangkan kembali.
Pesawat boeing max 8 737 milik Garuda Indonesia Foto: Nurlaela/kumparan
Kata Irfan, untuk bisa melakukan penerbangan Boeing737 MAX, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan, termasuk persiapan dari pesawat tersebut maupun retraining dari pilotnya. Karena larangan sementara dari AS berlangsung lebih dari setahun, para pilot Garuda Indonesia pun harus melalui proses sertifikasi lagi jika ingin menerbangkan Boeing 737 MAX.
ADVERTISEMENT
Kondisi industri penerbangan yang lesu akibat wabah corona juga membuat Garuda Indonesia belum melirik penerbangan kembali 1 pesawatnya ini. Sebab, banyak pesawat lainnya punya Garuda Indonesia yang nganggur akibat jumlah penumpang turun drastis.