Nasib Menggantung Impor KRL: Jakarta Bakal Makin Macet?

17 April 2023 5:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penumpang berada di dalam rangkaian KRL di Stasiun Manggarai, Selasa (28/3/2023). Foto: Rivan Awal Lingga/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Penumpang berada di dalam rangkaian KRL di Stasiun Manggarai, Selasa (28/3/2023). Foto: Rivan Awal Lingga/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Pemerintah hingga kini belum menentukan sikap atas perdebatan impor kereta rel listrik (KRL) di tahun ini, meskipun hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menegaskan tidak merestui kebijakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, memberikan lampu hijau terhadap kebijakan tersebut. Dia mengatakan pada Rabu (12/4) bahwa pemerintah kembali mempertimbangkan kebijakan impor darurat KRL dari Jepang 10-12 trainset (rangkaian kereta) di 2023.
Tiko, sapaan akrab Kartika, memastikan pemerintah akan menentukan keputusan atas impor KRL tersebut secepat mungkin, yaitu awal Mei 2023. Namun hingga saat itu tiba, seberapa genting impor KRL ini dilakukan?
Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, memprediksi kebijakan penambahan trainset KRL yang belum jelas ini berimbas kepada kemacetan, karena masyarakat beralih ke kendaraan pribadi untuk menghindari kepadatan KRL maupun stasiun.
"(Kemacetan akan semakin lebih padat) jelas. Penggunaan kendaraan pribadi meningkat, sekarang orang saja sudah empet-empetan (di KRL),” kata Agus saat dihubungi kumparan, Minggu (16/4).
ADVERTISEMENT
Kendaraan melintasi sejumlah ruas jalan di Jakarta pada Kamis (19/5/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Agus memperkirakan, okupansi KRL akan semakin meningkat pada bulan Mei karena beberapa gerbong KRL sudah mulai pensiun. Sedangkan kebijakan pemerintah yang memberi subsidi kendaraan listrik kontras dengan kepadatan Jakarta saat ini.
Senada, Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (INSTRAN) Deddy Herlambang melihat ada korelasi antara kepadatan KRL dan kemacetan. Pemerintah juga memberi subsidi kendaraan listrik di samping armada KRL yang terbatas.
"Potensi untuk bila tidak nyaman untuk KRL dan angkutan umum tersebut, atau tidak ada ketersediaan sarana kereta, masyarakat bisa beralih ke kendaraan pribadi. Karena keretanya terbatas, lalu juga tidak terangkut (penumpangnya),” imbuh Deddy.
Deddy mengatakan harga motor saat ini murah, dengan DP mulai dari Rp 500.000. Apabila pelayanan KRL tidak segera diperbaiki, peluang masyarakat menggunakan kendaraan pribadi semakin besar.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan motor di Indonesia mencapai 1.824.073 unit hingga Maret 2023. Jumlah ini meningkat 44,47 persen dari penjualan 1.262.586 unit pada periode tiga bulan pertama tahun 2022.