Nelayan Bakal Terbebani Jika BBM Naik, KKP: Penangkapan Ikan Terukur Solusinya

2 September 2022 11:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja menurunkan BBM jenis solar ke kapal nelayan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa (1/6/2021). Foto: Basri Marzuki/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menurunkan BBM jenis solar ke kapal nelayan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa (1/6/2021). Foto: Basri Marzuki/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Kenaikan harga BBM akan dirasakan dampaknya oleh semua kalangan tak terkecuali nelayan. Musababnya, 60-70 persen biaya operasional mereka adalah bahan bakar.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kini sedang mengupayakan penambahan kuota BBM subsidi dan BBM nonsubsidi dengan harga khusus untuk nelayan.
Juru bicara KKP Wahyu Muryadi mengatakan di luar upaya tersebut, menurutnya program penangkapan ikan terukur yang dicanangkan KKP juga akan menjadi solusi apabila harga BBM naik.
"KKP melalui kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota berupaya menciptakan tata kelola pemanfaatan sumber daya ikan yang lebih optimal dan mengefisiensikan usaha penangkapan ikan sehingga dapat menurunkan ketergantungan usaha penangkapan ikan terhadap kebutuhan BBM yang besar," kata Wahyu kepada kumparan, Jumat (2/9).
Dia menjelaskan, kebijakan ini akan mengubah pola penangkapan ikan dari menangkap ikan sebanyak-banyaknya menjadi menangkap ikan secukupnya sesuai kuota dan menjaga kualitas ikan sebaik-baiknya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dengan pola penangkapan ikan berbasis kuota, nelayan dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan operasi penangkapan ikan yang paling efisien.

Kenaikan BBM Bebani Nelayan

Dua orang nelayan mencoba perangkat konverter Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG), untuk perahu mereka, yang dibagikan oleh Pemerintah, di Desa Cisuru, Gandrungmangu Cilacap, Jawa Tengah. Foto: Idhad Zakaria/Antara Foto
KKP memahami bahwa kendala akhir-akhir ini yang dihadapi nelayan sehingga sulit melaut adalah berkaitan dengan harga BBM. Bahkan, KKP mencatat di beberapa lokasi kenaikan harga BBM mencapai 100 persen atau 2 kali lipat dari harga sebelumnya. Ditambah lagi persoalan kelangkaan BBM yang sering dialami nelayan.
"Perlu kita pahami bersama bahwa BBM membebani 60-70 persen dari keseluruhan biaya melaut. Dengan beban sebesar itu, tentu operasi penangkapan ikan menjadi sangat sensitif terhadap perubahan (kenaikan) harga BBM," jelasnya.
Dia memperkirakan, dalam jangka panjang kebutuhan dan harga BBM diprediksi akan terus meningkat, sehingga diperlukan solusi yang lebih komprehensif untuk bisa menurunkan beban biaya BBM dalam operasi penangkapan ikan.
ADVERTISEMENT