Nelayan Bintan Mengeluh, Tangkapan Berkurang Imbas Marak Kapal Cantrang

23 Agustus 2022 14:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal nelayan yang masih pakai cantrang. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapal nelayan yang masih pakai cantrang. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masyarakat nelayan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, mengeluhkan berkurangnya tangkapan imbas maraknya kapal nelayan menggunakan alat tangkap mini trawl dan cantrang. Kapal-kapal ini beroperasi di bawah 12 mil laut setempat.
ADVERTISEMENT
Yadi, salah satu perwakilan nelayan Bintan, mengungkapkan bahwa kian maraknya penggunaan alat tangkap trawl dan cantrang membuat hasil tangkapan nelayan setempat menurun drastis. Belum lagi, katanya, penggunaan alat tersebut sangat berpotensi merusak terumbu karang.
"Nelayan tradisional kita masih pakai alat tangkap seperti bubu, kalah saing dengan mini trawl dan cantrang," ujarnya seperti dikutip dari Antara, Selasa (23/8).
Para nelayan meminta agar DPRD Bintan menyoroti permasalahan ini. Terutama dengan banyaknya nelayan lokal yang mengeluh penghasilan semakin tak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
Menurut Yadi, nelayan kerap pulang ke rumah dengan tangan kosong sejak dua alat tangkap tersebut semakin marak digunakan. Belum lagi keberadaan pukat tersebut juga bisa merusak alat tangkap nelayan tradisional.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kapal-kapal tersebut berani beroperasi karena minimnya pengawasan. Atas dasar itu, nelayan meminta agar pemerintah meninjau ulang pengoperasian alat tangkap cantrang dan seluruh alat yang tidak ramah lingkungan. "Harusnya ditertibkan agar kedua alat itu hanya beroperasi di atas zona 12 mil dari garis Pantai Bintan," sambungnya.
Wakil Ketua DPRD Bintan Fiven Sumanti menyatakan bahwa pihaknya satu suara dengan nelayan terkait larangan penggunaan alat cantrang. Rencannya, DPRD bakal mendorong pembahasan terkait ini dengan pemerintah daerah.
"Dua alat tangkap ini sangat mengganggu pendapatan nelayan sampai merusak alam bawah laut Bintan.