Nelayan di Subang Curhat BBM Suka Telat, Erick Thohir Telepon Pertamina

28 Agustus 2021 17:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir menyambangi nelayan di lokasi pelelangan ikan, Subang, Jawa Barat, Sabtu (28/8).  Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir menyambangi nelayan di lokasi pelelangan ikan, Subang, Jawa Barat, Sabtu (28/8). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri BUMN Erick Thohir menyambangi nelayan di Desa Blanakan, Subang, Jawa Barat, Sabtu (28/8). Para nelayan menggunakan kesempatan itu untuk mengungkapkan keluh kesahnya.
ADVERTISEMENT
Kepada Erick Thohir, para nelayan mengaku kerap kesulitan bahan bakar karena terjadinya keterlambatan pasokan BBM kapal yang digunakan untuk menangkap ikan.
Merespons kendala tersebut, Erick Thohir memastikan telah langsung meminta agar PT Pertamina (Persero) menjamin pasokan bahan bakar.
"Yang nelayan tadi, disampaikan nelayan itu perlu ketepatan daripada bahan bakar. Tadi saya sudah bicara sama Pertamina, kita akan pastikan bahan bakar itu bisa tepat waktu,” ujar Erick Thohir di sela lawatannya, Sabtu (28/8).
Erick Thohir mengungkapkan bahwa produksi ikan di salah satu kampung nelayan ini cukup baik. Sehingga, persoalan lainnya yang bakal dibantu oleh BUMN di antaranya yakni peningkatan infrastruktur seperti penambahan coolstorage atau mesin pendingin.
Erick Thohir menjelaskan, Presiden Jokowi ingin jajaran menteri lebih rutin turun mengecek aktivitas usaha masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Menteri BUMN Erick Thohir menyambangi nelayan di lokasi pelelangan ikan, Subang, Jawa Barat, Sabtu (28/8). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Selain memastikan kelancaran usaha, juga untuk melihat penerapan protokol kesehatan. Oleh karena itu, dia juga membagikan paket obat-obatan hingga multivitamin buat para nelayan.
ADVERTISEMENT
"Kita para pejabat diminta oleh Pak Presiden dalam kondisi COVID-19 ini harus turun ke bawah. Nelayan di sini tetap melaut di tengah pandemi, mencari ikan demi kebutuhan protein," tutur Erick.
Setidaknya terdapat 3.000 nelayan di Desa Blanakan tersebut. Mereka melaut dengan dukungan 250 kapal berukuran 250 GT dan 64 kapal berukuran 5 GT. Dari jumlah tersebut, total ikan yang bisa dihasilkan per harinya mencapai 10 ton.
"Problem nelayan mengenai bahan bakar, dana untuk meningkatkan kapasitas kapal, pengolahan, hingga pembangunan gudang beku, akan dicarikan solusinya. Sehingga mereka merasakan BUMN hadir," ujarnya.