Neraca Dagang Surplus 5 Tahun Beruntun, Kemenkeu Pede Target Ekonomi RI Tercapai

16 Januari 2025 10:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Terminal Pelindo Peti Kemas. Foto: Pelindo Terminal Petikemas
zoom-in-whitePerbesar
Terminal Pelindo Peti Kemas. Foto: Pelindo Terminal Petikemas
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu, menerangkan neraca perdagangan Indonesia menunjukkan tren positif sepanjang tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Febrio mengatakan, surplus selama lima tahun beruntun mencerminkan perekonomian Indonesia yang tetap solid. Dia menyebut, capaian ini juga memperkuat optimisme pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen dapat tercapai.
“Ke depan, pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong keberlanjutan hilirisasi sumber daya alam, meningkatkan daya saing produk ekspor nasional, serta memperluas diversifikasi mitra dagang utama. Langkah-langkah ini sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah tantangan dan ketidakpastian global yang semakin kompleks,” jelas Febrio lewat keterangan resminya, Kamis (16/1).
Aktivitas perdagangan Indonesia pada tahun 2024 kembali mencatatkan surplus, melanjutkan tren positif selama lima tahun berturut-turut.
Kata Febrio, surplus perdagangan pada tahun 2024 mencapai USD 31,04 miliar, lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2023 sebesar USD 36,89 miliar.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, nilai surplus perdagangan mengalami penurunan. Namun dari sisi volume perdagangan baik ekspor maupun impor menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut Febrio, ini mencerminkan cukup kuatnya dampak moderasi harga komoditas global sepanjang tahun 2024.
“Surplus perdagangan yang kita capai untuk tahun kelima ini mencerminkan ketahanan yang baik dari perekonomian Indonesia. Penurunan nilai surplus terutama disebabkan oleh tren moderasi harga komoditas global pada tahun 2024” jelasnya.
Kepala BKF Kemenkeu, Febrio Kacaribu di Gedung AA Maramis, Kamis (25/4). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Lebih lanjut, ekspor Indonesia di tahun 2024 juga mencatatkan kinerja positif. Total nilai ekspor tercatat mencapai USD 264,70 miliar, meningkat sebesar 2,29 persen dibanding tahun 2023.
Volume ekspor pun tercatat mengalami peningkatan sebesar 5,37 persen (year on year/yoy). Peningkatan kinerja ekspor tersebut utamanya didorong oleh ekspor nonmigas, dari sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi signifikan sebesar 74,25 persen terhadap total ekspor tahun 2024.
ADVERTISEMENT
"Besarnya kontribusi industri pengolahan ini mencerminkan geliat positif industri manufaktur," sebut Febrio.
Sementara itu, komoditas ekspor unggulan sepanjang tahun 2024 didominasi oleh Bahan bakar mineral dengan kode HS27, Lemak dan minyak nabati (HS15), dan Besi dan baja (HS72), dengan share masing masing sebesar 15,94 persen, 10,78 persen, dan 10,37 persen terhadap total ekspor nonmigas Indonesia.
"Tiongkok masih menjadi tujuan utama ekspor Indonesia dengan share 26,40 persen, diikuti Amerika Serikat dan Jepang masing-masing dengan share 11,22 persen dan 6,59 persen," imbuhnya.
Sejalan dengan aktivitas ekspor, kinerja impor Indonesia tahun 2024 tercatat mengalami peningkatan baik secara nilai 11,07 persen (yoy) maupun volume 3,37 persen (yoy).
Nilai impor Indonesia tahun 2024 sebesar USD 233,66 miliar, utamanya disumbang oleh impor bahan baku/penolong dan barang modal dengan kontribusi sebesar 90,28 persen dari total impor sepanjang tahun 2024.
ADVERTISEMENT
"Tingginya kontribusi impor baku/penolong dan barang modal juga sejalan dengan aktivitas ekspor yang menunjukkan menunjukkan peningkatan pada sektor industri pengolahan," kata Febrio.
Adapun, menurut komoditas, impor mesin/perlengkapan elektrik dan mesin/peralatan mekanis tercatat tumbuh, sedangkan komoditas besi dan baja tercatat mengalami kontraksi.