Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ngebor Lagi Setelah 8 Tahun, EMCL Bakal Tambah Produksi Minyak 42 Juta Barel
1 Maret 2024 18:33 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyampaikan produksi lapangan Banyu Urip telah melampaui target plan of development (POD). Hal itu berkat berbagai upaya dan terobosan dalam menjaga kinerja Blok Cepu.
"Tajak sumur infill carbonate lapangan Banyu Urip adalah upaya lanjutan yang dilakukan oleh SKK Migas dan ExxonMobil selaku operator untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 42 juta barel dengan tetap memperhatikan kemampuan dan daya dukung reservoir yang ada," kata Dwi saat Peresmian Tajak Sumur Infill dan Clastic di Blok Cepu, Bojonegoro, Jumat (1/3).
Pengeboran sumur infill carbonate merupakan bagian dari drilling campaign di Blok Cepu yang dilakukan oleh Exxonmobil dimulai tahun 2024 hingga tahun 2026 yang terdiri dari pemboran 5 sumur infill carbonate dan 2 sumur clastics.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini diharapkan dapat menambah produksi lapangan Banyu Urip sebesar 42 juta barel sehingga dapat meningkatkan produksi minyak di lapangan Banyu Urip yang saat ini berkontribusi sekitar 25 persen dari produksi minyak secara nasional.
Peresmian tajak sumur ini juga dihadiri langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif. Arifin mengapresiasi kinerja EMCL yang mampu menjaga produksi di blok ini dengan optimal.
EMCL mampu menjaga produksi Blok Cepu yang potensi awalnya adalah 400 juta barel, sampai hari ini sudah menghasilkan 630 juta barel dan berpotensi hingga 1 miliar barel.
Namun, saat ini produksi Blok Cepu ini mulai menurun. Produksi optimal blok ini bisa mencapai 230 barel per hari (bph), namun saat ini hanya sekitar 142 ribu. Dengan begitu, butuh upaya lebih untuk menahan laju penurunan tersebut.
ADVERTISEMENT
Blok Cepu merupakan produsen migas terbesar kedua di Indonesia, setelah Blok Rokan yang kini berada di puncak produksi dengan capaian 172 ribu barel setara minyak per hari, angka tertinggi setelah 2 tahun dialih kelola oleh PT Pertamina (Persero).
“Saat ini direncanakan ada 7 pemboran, jika dibandingkan 8 tahun lalu tidak ada sama sekali pemboran. Harapannya, lapangan Clastic memiliki potensi yang sama dengan lapangan Carbonat yang memiliki potensi hingga 1 miliar barel," kata Arifin.
Arifin mengharapkan, dari kegiatan pemboran sumur Infill dan Clastic akan ada tambahan 20-30 ribu barel per hari sehingga bisa menahan laju penurunan produksi.
"Hari ini yang akan ditajak adalah Infill, kita harapkan akan menghasilkan 20-30 ribu barel per hari, sehingga bisa menutup laju penurunan, dan kita harapkan lapangan Clastic tentunya akan menghasilkan output yang sama dengan lapangan carbonate yang saat ini sudah berproduksi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur ExxonMobil Indonesia, Carole Gall, menyebutkan proyek pengeboran sumur Infill dan Clastic ini merupakan upaya perusahaan berkontribusi dalam rencana jangka panjang lifting minyak nasional di tahun 2030.
"Ini akan memberikan kontribusi yang besar, menuju tujuan nasional sebesar 1 juta barel per hari pada awal tahun 2030 dan memperkuat ketahanan energi nasional, sebuah inspirasi yang kami dukung sepenuh hati," ujar Carole.
Tajak ini dilakukan di antara sumur produksi existing yang ada di lapangan Banyu Urip untuk mengambil minyak yang tidak bisa diambil oleh sumur sebelumnya sekaligus untuk membuktikan cadangan reservoir clastics (reservoir batu pasir).
Sesuai rencana drilling campaign, pemboran 2 sumur Infill Carbonate diproyeksikan akan mulai onstream di tahun 2024 ini dengan dilakukan tie in ke fasilitas eksisting. Selanjutnya diikuti dengan pemboran 3 sumur infill carbonate dan 2 sumur clastics dalam rentang waktu hingga tahun 2025 dan diharapkan onstream tahun 2026.
ADVERTISEMENT